Dia mengatakan rencana impor sapi dari Brasil membuat opsi sumber sapi asal negara lain yang akan dikirimkan ke Tanah Air bertambah.
"Ya bagus dong, jangan satu tempat aja. Masa cuma (impor daging sapi dari) Australia, repot dong kita. Ada dari Brasil mana lagi boleh aja," ujar Mendag Zulhas kepada media di Jakarta, Kamis (31/8/2023).
Mendag Zulhas tak menampik sejauh ini Indonesia masih terus melakukan impor sapi. Sebab Indonesia sendiri belum mampu memenuhi kebutuhan dalam negeri sementara kebutuhan akan daging sapi di Tanah Air besar.
Mengutip dari BPS, rata-rata pertumbuhan konsumsi daging sapi sekitar 8,1 persen per tahun, sedangkan pertumbuhan produksi daging sapi lokal berkisar 5 persen per tahun.
"Ya (pasokan) kurang dan memang ada jatahnya (untuk impor)," ungkap Mendag.
"Dengan demikian, kita melihat pada bulan Maret, saya tanya kemarin itu ke Pak Nasrullah dari Dirjen Peternakan dan juga investor-investornya, itu juga mungkin Maret 2024 kita sudah bisa melihat harga daging itu di bawah atau sekitar Rp 100.000," kata dia dikutip dari Instagram @luhut.pandjaitan, Rabu (16/8/2023).
"Syukur-syukur sudah bisa di bawah Rp 100.000, mungkin Rp 80.000-Rp 90.000 dan terus bertahap tentunya," lanjut Luhut.
Selama ini, Indonesia kerap impor daging dari Australia dan India. Namun daging dari negara tersebut mahal sehingga ketika dipasarkan di Tanah Air harganya melebihi Rp 100.000 per kg.
https://money.kompas.com/read/2023/08/31/145116526/ri-bakal-impor-sapi-dari-brasil-mendag-singgung-australia