Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Menanam Mangrove, Mereduksi Emisi, Menuai Bisnis Keberlanjutan

BALIKPAPAN, KOMPAS.com - Sejumlah perusahaan melakukan penanaman mangrove sebagai program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) atau CSR (Corporate Social Responsibility) dalam upaya pelestarian lingkungan sekaligus mengurangi emisi gas rumah kaca (GRK). 

Salah satu perusahaan yang melakukannya yakni PT Pamapersada Nusantara (PAMA), anak usaha PT United Tractors Tbk (UNTR). Pada Selasa (5/9/2023) PAMA melakukan aksi penanaman 300 bibit pohon bakau (mangrove) di Kawasan Wisata Pantai Lamaru, Kota Balikpapan, Kalimantan Timur (Kaltim).

"Sebagaimana diketahui, perusahaan kami bergerak dalam bidang kontraktor batu bara yang masih menggunakan bahan bakar fosil, maka penanaman mangrove ini merupakan salah satu upaya kami untuk menekan emisi gas rumah kaca," kata External Relation Department Head PAMA Gunawan Setiadi, di Balikpapan, Selasa (5/9/2023).

CSR Department Head PAMA Maidi Irvan menambahkan, penanaman mangrove merupakan upaya PAMA menuju transisi energi yang lebih ramah lingkungan. Hal ini sesuai dengan tema 30 tahun PAMA, yakni "Road to Sustainability Growth".

Menurut dia, kegiatan lingkungan jadi penyeimbang bisnis perusahaannya sebagai kontraktor pertambangan batu bara.

"Jadi kita sama-sama berupaya mengurangi emisi yang dihasilkan dengan melakukan mitigasi dan adaptasi terhadap lingkungan, baik itu melalui revitalisasi hutan, merawat hutan dan melakukan reengineering terhadap alat-alat yang ada di wilayah operasi PAMA," kata Maidi.

Bisnis berkelanjutan

Induk usaha PAMA yakni United Tractors (UT) pada 26 Juli 2023 lalu juga meresmikan Kebun Raya Mangrove pertama di Indonesia seluas 34 hektar, yakni di Kecamatan Gunung Anyar Surabaya, sebagai upaya mendorong konservasi ekosistem mangrove.

Peresmian ini juga dihadiri Megawati Soekarnoputri (Presiden Kelima RI) dan Khofifah Indar Parawansa (Gubernur Jatim), didampingi pejabat Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).

United Tractors sendiri melalui pilar CSR bidang lingkungan yakni United Tractors for Nature and Environment Sustainability (UTREES) berkontribusi menyerahkan bibit mangrove langka heriteria littoralis. Serta, mendukung pembinaan kawasan edu-eko-wisata di wilayah tersebut.

Head of Corporate Sustainability and Governance United Tractors Sara K Lobis mengatakan, pihaknya akan terus bekerja sama dengan berbagai pihak untuk mendorong penurunan emisi karbon, sebagai bagian upaya perusahaan menerapkan bisnis berkelanjutan.

"Kolaborasi ini menjadi salah satu milestone UT dalam menjaga dan melestarikan lingkungan, khususnya ekosistem mangrove," kata Sara, dikutip dari keterangan pers.

"Kebun Raya Mangrove ini akan jadi pusat edukasi bagi masyarakat untuk memahami peran penting mangrove dalam menyeimbangkan ekosistem pesisir," lanjutnya.

Tak hanya UT dan PAMA, perusahaan pertambangan PT Freeport Indonesia (PT FI) juga berkomitmen menanam mangrove dalam upaya menjaga bisnis berkelanjutan. PT FI bahkan memiliki target menurunkan emisi GRK hingga 30 persen pada 2030.

VP Environmental PT Freeport Indonesia Gesang Setyadi mengatakan, pihaknya berkomitmen menanam 10.000 hektar mangrove dalam 9 tahun ke depan atau pada 2023-2032.

"Pada tahun-tahun sebelumnya kami menanam 20 hektar mangrove per tahun. Namun mulai tahun ini kami berkomitmen menanam 500 hektar mangrove pertahun," kata Gesang dalam acara webinar Kompas Talks, Mei 2023 lalu. 

Ia menambahkan, pihaknya selalu mengajak masyarakat lokal terlibat di setiap penanaman mangrove tersebut.

Mengapa menanam Mangrove?

Mangrove merupakan tanaman yang disebut sebagai karbon biru atau blue karbon karena peranya yang signifikan sebagai penyerap dan penyimpan karbon. Peran menanam mangrove jadi penting sejak Indonesia mencanangkan target nol emisi karbon pada tahun 2060.

Sekteraris Utama Badan restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM) ayu Dewi Utari dalam webinar Kompas Talks bertema "Invest in Our Planet-Hutan Mangrove sebagai Penyerap Karbon" pada Mei lalu mengatakan, ekosistem mangrove susut dalam tiga dekade terakhir yang menyebabkan membesarnya emisi gas rumah kaca.

Menurut dia, menhindari konversi mangrove akan mengurangi hingga 30 persen emisi nasional, sehingga rehabilitasi mangrove jadi penting.

Sementara Denny Nugroho Sugianto, Dosen Fakultas Perikanan dan Ilmu kelautan Universitas Diponegoro mengatakan, mangrove dianggap sebagai karbon biru karena mampu menyimpan karbon yang melebihi kemampuan hutan tropis di daratan. Sehingga, mangrove berperan penting pada kondisi perubahan iklim.

Hutan mangrove di Indonesia rata-rata menyerap 52,85 ton CO2 per hektar per tahun. Angka ini lebih tinggi dua kali lipat dari estimasi global, yakni 26,42 ton CO2 per hektar per tahun.

Dari sekitar 3,3 juta hektar hutan mangrove di Indonesia, memiliki potensi penyerapan karbon hingga 10,18 Mt CO2 per tahun.

Dengan makin banyaknya perusahaan berkomitmen menanam mangrove seperti PAMA, United Tractors dan PT FI dan masih banyak lagi lainnya, diharapkan makin banyak perusahaan dan lembaga turut berkontribusi dalam perlindungan, rehabilitasi dan pembangunan hutan mangrove.

Dengan menanam mangrove, diharapkan dapat mengurangi emisi karbon dan mendorong bisnis berkelanjutan dalam penerapan prinsip ESG.

https://money.kompas.com/read/2023/09/07/104521826/menanam-mangrove-mereduksi-emisi-menuai-bisnis-keberlanjutan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke