Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Apa Itu Diversifikasi: Pengertian, Tujuan, Jenis, dan Contohnya

JAKARTA, KOMPAS.com - Diversifikasi adalah salah satu strategi yang banyak digunakan oleh para investor maupun pebisnis. Diversifikasi diperlukan untuk mengurangi risiko kerugian dan meningkatkan potensi keuntungan dari investasi dan bisnis.

Apa itu diversifikasi? 

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), arti diversifikasi adalah penganekaragaman. Apabila dikaitkan dengan ekonomi dan keuangan, diversifikasi artinya penganekaan usaha untuk menghindari ketergantungan pada ketunggalan kegiatan, produk, jasa, atau investasi. 

Dalam pengertian lain, diversifikasi adalah aktivitas atau praktik memvariasikan produk, usaha, jenis aset, investasi, serta berbagai hal lainnya.

Dengan kata lain, diversifikasi adalah kegiatan mengalihkan atau menyebarkan investasi, usaha, atau aktivitas ke berbagai jenis aset atau kegiatan yang berbeda.

Tujuan utama dari diversifikasi adalah untuk mengurangi risiko keseluruhan atau potensi kerugian besar dengan memiliki berbagai aset atau kegiatan yang dapat berkinerja berbeda dalam kondisi yang berbeda.

Dalam konteks bisnis, perusahaan yang bergantung pada satu produk saja akan mempunyai risiko lebih tinggi untuk mengalami kegagalan. Karena itu, diversifikasi diperlukan agar bisnis mampu menghasilkan keuntungan dari produk atau jasa lain yang ditawarkannya.

Sedangkan dalam konteks investasi, diversifikasi dilakukan dengan cara memasukkan berbagai jenis aset atau investasi ke dalam portofolio. Jika satu aset mengalami kerugian atau performa buruk, dampak keseluruhan pada portofolio dapat diredakan oleh kinerja yang baik dari aset lainnya.

Tujuan diversifikasi

Adapun beberapa tujuan dari diversifikasi adalah sebagai berikut:

1. Mengurangi risiko

Seperti disebutkan sebelumnya, tujuan paling mendasar dari diversifikasi adalah mengurangi risiko bisnis dan investasi.

Dengan memiliki berbagai jenis aset atau investasi dalam portofolio, seseorang atau perusahaan dapat mengurangi dampak kerugian yang signifikan jika salah satu aset atau investasi mengalami penurunan nilai atau kinerja buruk.

2. Memaksimalkan potensi keuntungan

Selain mengurangi risiko, tujuan diversifikasi lainnya adalah untuk memaksimalkan potensi keuntungan bisnis dan investasi.

Diversifikasi dapat membuka pintu untuk memanfaatkan berbagai peluang di berbagai pasar atau sektor. Ini dapat meningkatkan potensi pertumbuhan dan pendapatan.

3. Melindungi portofolio

Tujuan lain dari diversifikasi adalah membantu melindungi portofolio investasi dari fluktuasi pasar yang signifikan. Ketika berbagai aset berkinerja berbeda dalam kondisi pasar yang berbeda, portofolio secara keseluruhan lebih stabil.

4. Menghindari ketergantungan pada satu sumber pendapatan

Dalam konteks bisnis, tujuan diversifikasi adalah dapat membantu menghindari ketergantungan pada satu produk, layanan, atau pasar.

Diversifikasi memungkinkan perusahaan untuk lebih tahan terhadap perubahan ekonomi atau industri yang mungkin terjadi.

5. Mengurangi ketergantungan pada pasar atau wilayah tertentu

Selanjutnya, tujuan diversifikasi adalah dapat membantu perusahaan mengurangi ketergantungannya pada satu pasar atau wilayah tertentu, sehingga melindungi bisnis dari perubahan kondisi pasar lokal.

6. Meningkatkan daya dan nilai tambah

Diversifikasi usaha akan memberikan peningkatan nilai tambah jika berinvestasi di perusahaan yang dapat memberikannya juga keuntungan lebih.

Misalnya dengan mengakuisisi perusahaan yang memiliki sumber daya yang strategis dan memiliki distributor yang telah memiliki saluran distribusi yang luas atau pada pemasok bahan produksi utama.

7. Menahan persaingan dalam bisnis

Terakhir, tujuan diversifikasi adalah menahan adanya persaingan dalam bisnis. Dengan adanya diversifikasi, maka persaingan bisnis bisa lebih baik, sehingga keuntungan perusahaan tetap terjaga.

Jenis diversifikasi 

Dilansir dari Gramedia.com, jenis diversifikasi dibagi menjadi dua yaitu diversifikasi horizontal dan diversifikasi vertikal. 

1. Diversifikasi horizontal

Diversifikasi produk jenis horizontal merupakan suatu pembedaan produk, tetapi tidak jauh berbeda dengan produk sebelumnya. Maksudnya adalah lini produk baru yang dibuat masih sejenis, namun hanya beda dari ukuran, merek, serta target pasarnya.

Misalnya, saat produk minuman jus buah yang membuat jenis minuman baru, yaitu minuman berenergi. Dua produk ini sesungguhnya sama-sama minuman, namun pasar dari minuman berenergi akan berbeda dengan jus buah, meskipun ada irisan pasarnya.

2. Diversifikasi vertikal

Diversifikasi vertikal merupakan pembedaan produk dengan fungsi yang berbeda, namun masih saling berkaitan atau dapat saling melengkapi.

Misalnya, ketika sebuah perusahaan memproduksi laptop, kemudian untuk mendapatkan keuntungan yang lebih banyak, maka perusahaan tersebut mulai mengembangkan usahanya dengan melakukan kerja sama dengan perusahaan lain. Dengan begitu, perusahaan tersebut bisa meningkatkan keuntungannya.

Contoh diversifikasi

Berikut adalah beberapa contoh diversifikasi dalam berbagai konteks:

Demikian penjelasan singkat mengenai apa itu diversifikasi, tujuan, jenis, dan contohnya. Bisa dikatakan, diversifikasi adalah praktik memvariasikan produk, usaha, jenis aset, investasi, dan aktivitas lainnya dengan tujuan untuk mengurangi risiko. 

https://money.kompas.com/read/2023/09/11/221620926/apa-itu-diversifikasi-pengertian-tujuan-jenis-dan-contohnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke