Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Perkuat Ketersediaan Pangan, Mentan SYL Gelar Kick Off Gernas Antisipasi El Nino di Bone

KOMPAS.com - Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL) bersama anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Republik Indonesia (RI) Indira Chunda Thita dan Bupati Bone Andi Fahsar Mahdin Padjalangi melakukan Kick Off Gerakan Nasional (Gernas) Antisipasi Dampak El Nino di Kabupaten Bone.

Gernas tersebut dilakukan dengan Gerakan Kejar Tanam Padi di lahan seluas 16.065 hektar (ha) guna mengamankan dan memperkuat ketersediaan beras.

"Gernas antisipasi El Nino di Kabupaten Bone ini sangat relevan dan penting sekali, karena dunia saat ini termasuk Indonesia sedang tidak baik lantaran mengalami perubahan iklim global dan terjadi El Nino (kemarau panjang),” ujar SYL pada acara Gerakan Kejar Tanam Padi di Desa Tawaroe, Kecamatan Dua Boccoe, Kabupaten Bone, Selasa (19/9/2023).

Apabila tidak diantisipasi dengan baik, lanjut dia, El Nino akan berdampak signifikan terhadap penurunan produksi.

Perlu diketahui, Kementerian Pertanian (Kementan) melakukan Gernas Antisipasi El Nino di Sulawesi Selatan (Sulsel) seluas 80.619 ha dan Kabupaten Bone seluas 16.065 ha.

Dalam Gernas Antisipasi El Nino tersebut, Kementan memberikan dukungan untuk percepatan tanam berupa bantuan bibit, pupuk, alat mesin pertanian (alsintan), dan dana Kredit Usaha Rakyat (KUR).

"Dalam Gernas Antisipasi El Nino, saya minta di Kabupaten Bone ini jangan hanya (tanam) 16.065 ha, tapi 20.000 ha. Kami dukung dengan memberi bantuan gratis berupa bibit, pupuk, alsintan. Kami pun menyiapkan KUR untuk petani," jelas SYL dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Selasa.

Ia mengatakan bahwa lahan 20.000 ha tersebut akan dijadikan jadikan sebagai sawah abadi.

Lahan tersebut, kata dia, tidak boleh dialihfungsikan karena khusus menjadi penghasil pangan, kekuatan daerah dan negara dalam menghadapi tantangan ke depan.

Mantan Gubernur Sulsel dua periode itu menjelaskan, Kementan memiliki upaya dalam mengantisipasi dan adaptasi dampak El Nino.

Antisipasi tersebut, di antaranya identifikasi dan mapping lokasi terdampak kekeringan, serta mengelompokkan menjadi daerah merah, kuning, dan hijau.

Selanjutnya, kata SYL, dilakukan percepatan tanam guna mengejar sisa hujan, meningkatkan ketersediaan alsintan untuk percepatan tanam, dan meningkatkan ketersediaan air.

"Di Bone ini pun kami lakukan seperti itu. Ada daerah merah, kuning, dan hijaunya. Sesuai perintah Bapak Presiden RI Joko Widodo (Jokowi), dalam menghadapi El Nino untuk menyiapkan penambahan lahan yang ditangani intensif seluas 500.000 ha di 10 provinsi dan 100 kabupaten sentra produksi, termasuk Kabupaten Bone. Daerah lainya pun kami programkan ada tambah tanam 1.000 ha per kabupaten," tuturnya.

SYL berharap, Gernas El Nino dengan Gerakan Kejar Tanam Padi dapat mendorong provinsi lain untuk segera bergerak dalam upaya penanganan dampak El Nino yang operasional, sehingga ketersediaan pangan pokok akan tetap tersedia.

Penggunaan pupuk ramah lingkungan

Selain percepatan tanam, Direktur Jenderal (Dirjen) Tanaman Pangan Kementan Suwandi mengatakan bahwa pihaknya juga mendorong petani untuk tidak bergantung pada pupuk kimia.

Menurutnya, penggunaan pupuk atau bahan ramah lingkungan khususnya elisitor biosaka penting dilakukan dalam mengantisipasi dampak El Nino.

Suwandi menjelaskan bahwa inovasi biosaka bukan termasuk pupuk, tetapi bahan alami yang mengandung elisitor. Kandungan ini dapat menyuburkan lahan, meningkatkan produktivitas, menekan hama penyakit, dan mengefisiensikan biaya usaha tani.

"Gernas El Nino di Bone ini diarahkan pada lahan potensial untuk meningkatkan indeks pertanaman (IP) padi dengan padi genjah dan tahan kekeringan," ujarnya.

Sebagai dukungan lebih lanjut, sebut Suwandi, Kementan terus mendorong petani untuk melakukan efisiensi biaya dan menggunakan input dari bahan organik serta alami sehingga ramah lingkungan.

“Tadi Bapak Menteri (SYL) memimpin langsung pembuatan biosaka dan diikuti oleh berbagai pihak cukup meriah,” imbuhnya.

Apresiasi dari Bupati Bone

Sementara itu, Bupati Bone Andi Fahsar Mahdin Padjalangi mengapresiasi perhatian penuh Mentan SYL terhadap pertanian Kabupaten Bone.

Seperti diketahui, Bone merupakan daerah penyangga pangan khususnya beras nasional. Sebagai peringkat empat di tingkat kabupaten dalam produsen beras nasional, produksi pangan di Bone harus dijaga di tengah ancaman El Nino.

"Kami selalu menjaga produktivitas pertanian. Hingga saat ini Bone tidak pernah keluar dari 10 besar peringkat penghasil beras nasional dan pada 2023 peringkat keempat nasional,” ucap Fahsar.

Selain itu, lanjut dia, Kabupaten Bone menjadi salah satu daerah pengendalian inflasi terbaik.

Untuk mengendalikan inflasi, Fahsar mengatakan bahwa pihaknya mengadakan pasar murah, salah satunya beras dengan harga murah.

Perlu diketahui, luas baku sawah Kabupaten Bone sekitar 118.703 ha, dengan budi daya padi IP 400 seluas 3.000 ha dan produktivitas 6,4 ton per ha.

Produksi beras di Bone periode Januari hingga Oktober 2023 sebesar 429.983 ton.

Adapun jumlah konsumsi beras penduduk sebesar 74.658 ton, sehingga Kabupaten Bone memiliki surplus beras sebanyak 355.325 ton.

https://money.kompas.com/read/2023/09/19/173817526/perkuat-ketersediaan-pangan-mentan-syl-gelar-kick-off-gernas-antisipasi-el

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke