Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Harga Minyak Dunia Melemah, Kembali Dekati Level 80 Dollar AS Per Barrel

Penurunan dipicu kekhawatiran pelemahan lebih besar terhadap permintaan bahan bakar ketimbang upaya pengurangan pasokan yang dilakukan Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutu yang dipimpin oleh Rusia atau OPEC+.

Mengutip Business Times, harga minyak mentah Brent turun 2,03 persen atau 1,74 dollar AS menjadi sebesar 84,07 dollar AS per barrel. Sementara harga minyak mentah Intermediate West Texas Intermediate (WTI) AS turun 2,3 persen atau 1,91 dollar AS ke level 82,31 dollar AS per barrel.

Kedua patokan harga minyak global tersebut sudah anjlok sekitar 5,6 persen atau 5 dollar AS pada penutupan perdagangan Rabu, setelah sebelumnya terus menguat mendekati level 100 dollar AS per barrel.

Kini selama dua hari terakhir terjadi penurunan yang paling tajam sejak bulan Mei pada minyak mentah Brent dan WTI.

"Para investor khawatir bahwa puncak permintaan konsumsi bahan bakar telah berlalu," ujar Dennis Kissler, Wakil Presiden Senior Perdagangan di BOK Financial.

Arab Saudi dan Rusia yang tergabung dalam OPEC+ tetap pada kebijakan mereka untuk memperpanjang pemotongan produksi minyak sebesar 1,3 juta barrel per hari hingga akhir tahun. Pemangkasan produksi ini sebagai upaya menjaga suplai minyak di pasar global tetap ketat.

Kendati begitu, data pemerintah AS pada hari Rabu menunjukkan penurunan tajam permintaan bensin di negara tersebut. Pasokan bensin jadi, yang mengindikasikan tingkat permintaan, turun pekan lalu ke level terendah sejak awal tahun ini.

Beberapa penyebab hancurnya permintaan bensin di AS kemungkinan karena hujan deras yang mengakibatkan banjir di New York pada Jumat lalu. Kemudian adanya badai Ophelia yang mengguyur wilayah Timur Laut dengan hujan lebat pada akhir September.

Secara musiman, konsumsi bensin AS berada pada level terendah dalam 22 tahun, menurut analis komoditas JP Morgan.

"Saya tidak melihat permintaan bensin akan melebihi 8,5 juta barrel per hari hingga musim belanja liburan tiba, dan itu akan menjadi masalah bagi pasar," kata John Kilduff, partner di Again Capital di New York.


Minyak pemanas berjangka AS turun lebih dari 5 persen karena ekspektasi larangan ekspor bahan bakar Rusia yang diberlakukan bulan lalu akan segera dicabut dan gangguan suplai tidak akan separah yang diantisipasi pasar.

Data pada hari Rabu juga menunjukkan sektor jasa AS melambat sementara ekonomi zona euro mungkin menyusut pada kuartal terakhir.

Dollar AS memang melemah, namun tetap berada di dekat level tertinggi 11 bulan, yang membuat harga minyak mentah menjadi lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya. Kondisi ini mengurangi minat terhadap minyak mentah.

https://money.kompas.com/read/2023/10/06/085000526/harga-minyak-dunia-melemah-kembali-dekati-level-80-dollar-as-per-barrel-

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke