Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Ini Cerita Mama Sariat Tole, Seniman Kain Tenun Ikat Alor Berkualitas Ekspor

KOMPAS.com – Ada satu kampung kecil bernama Kampung Hula. Konon, kampung yang terletak di pedalaman Pulau Alor, Nusa Tenggara Timur (NTT), ini memiliki seni kain tenun ikat yang sarat akan tradisi dan keunikan budaya.

Di kampung tersebut, tinggal Mama Sariat Tole. Wanita satu ini telah mengabdikan hampir seluruh hidupnya untuk melestarikan serta memajukan seni tenun ikat khas Pulau Alor.

Mama Sariat, dengan kemahiran dan tangan berbakatnya, tidak pernah berhenti berusaha untuk melestarikan dan memajukan warisan seni tenun ikat khas Pulau Alor.

Pada setiap karya seni yang ditorehkan menghadirkan kain tenun ikat dengan benang kapas, pewarna alami, dan motif yang khas.

Kain tenun ikat Mama Sariat memang begitu istimewa. Hal ini bukan tanpa alasan. Pasalnya, dari tangan mahir Mama Sariat tercipta benang kapas dan pewarna alami yang diolah dari kekayaan alam tempat kelahirannya.

Ketika Mama Sariat berusia lima tahun, sang ibu, Mama Peni, mulai mengajarkan seni tenun kepadanya.

Sejak saat itu, Mama Sariat giat mengembangkan keahlian serta menghasilkan inovasi dalam menjaga kualitas tenun ikat Alor.

Salah satu inovasi itu adalah penggunaan benang kapas berkualitas tinggi yang berasal dari pohon kapas. Pohon ini pun ia tanam sendiri di kebun di belakang rumahnya dan dipintal menjadi benang dengan peralatan tradisional.

Untuk memastikan kain tenun ikat Alor memiliki warna khas, tahan lama, dan berkualitas, Mama Sariat tidak menggunakan bahan pewarna kimia.

Sebaliknya, ia dengan telaten mengolah pewarna alami dari bahan-bahan yang ditemukan di alam sekitarnya, seperti tinta cumi, rumput laut, getah jambu mete, daun kelor, nila, pinang, kunyit, dan akar mengkudu.

Ada hal yang tak banyak diketahui awam. Salah satunya, proses pewarnaan benang yang bisa memakan waktu hingga berminggu-minggu. Benang ini makin bernilai karena diolah dengan penuh rasa, kesabaran, dan ketekunan yang luar biasa.

Ketelatenan Mama Sariat dengan pewarna alami pun membuahkan hasil. Pada 2013, Museum Rekor Indonesia (MURI) mendapuk Mama Sariat sebagai pembuat warna alami terbanyak untuk kain tenun.

Tak tanggung-tanggung, Mama Sariat telah berhasil menciptakan lebih dari 200 pewarna alami untuk tenun ikat Alor.

"Benang kapas yang saya tanam sendiri menghasilkan benang pintalan yang kuat dan tebal, jauh lebih disukai oleh konsumen luar negeri. Terutama, konsumen asal Jepang yang mencari kain dengan warna alami dan daya tahan yang baik,” ujar Mama Sariat dalam keterangan resmi yang diterima Kompas.com, Rabu (1/11/2023).

Mama Sariat bilang, kualitas dan warna benang yang sempurna akan memudahkan penenun menghasilkan kain tenun berkualitas sesuai motif yang diinginkan.

Prestasinya yang mengesankan tersebut membuat karyanya itu tidak hanya dikenal di Indonesia, tetapi juga di seluruh dunia.

Atas hal tersebut, ia telah diundang untuk memamerkan karyanya di 13 negara, termasuk Jepang dan Belanda. Mama Sariat telah memberikan kontribusi besar dalam melestarikan budaya tenun ikat Alor.

Harta berharga seni tenun ikat Alor

Saat ini, Mama Sariat telah menjalani peran baru. Ia tidak hanya menenun, tetapi juga berbagi pengetahuannya kepada penenun lain, termasuk generasi muda.

Mama Sariat Tole adalah contoh nyata dari seorang pelestari budaya yang berdedikasi sekaligus seniman yang membawa kehidupan ke dalam karya seni tangan yang luar biasa.

Hal itu diamini Eksekutif Divisi Jasa Konsultasi Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI), Anggi Kurniawan.

Anggi mengungkapkan, Mama Sariat adalah harta berharga bagi dunia seni tenun ikat Alor dan NTT.

Dengan kualitas dan pewarna alami yang luar biasa, serta semangatnya dalam membagikan pengetahuan, Mama Sariat patut diapresiasi.

Oleh karena itu, lanjut Anggi, LPEI melibatkan Mama Sariat sebagai mentor untuk mendampingi penenun-penenun di Pulau Alor dan sekitarnya dalam penggunaan pewarna dan benang alami.

“(Berkat pendampingan Mama Sariat), para penenun dapat menghasilkan kain tenun yang lebih berkualitas dan lebih halus," kata Anggi.

Mengusung semangat kolaborasi #KemenkeuSatu, LPEI, PT SMI, dan Pemerintah Daerah (Pemda) NTT, memberikan pendampingan serta pelatihan kepada klaster Desa Devisa Tenun.

Untuk diketahui, Desa Devisa Tenun terdiri dari 495 orang penenun itu sebagian besar adalah perempuan di 22 desa di NTT.

Adapun LPEI/Indonesia Eximbank bersama stakeholder terkait berperan sebagai inkubator dan akselerator ekspor untuk klaster tenun NTT.

Anggi mengatakan, kolaborasi tersebut menciptakan sinergi antara pelestari budaya dan upaya memajukan ekonomi NTT.

“LPEI membantu para penenun NTT untuk memperluas akses pasar ekspor produk tenun dan mempromosikan budaya Indonesia ke mancanegara. LPEI memberikan pelatihan pengembangan produk, penguatan manajemen usaha, pendampingan peningkatan kapasitas produksi, dan memperluas akses pasar," kata Anggi. 

https://money.kompas.com/read/2023/11/01/113700226/ini-cerita-mama-sariat-tole-seniman-kain-tenun-ikat-alor-berkualitas-ekspor

Terkini Lainnya

Kapan Dividen Dibagikan? Ini Penjelasan Lengkapnya

Kapan Dividen Dibagikan? Ini Penjelasan Lengkapnya

Earn Smart
Adik Prabowo Bangun Pabrik Timah di Batam, Bidik Omzet Rp 1,2 Triliun

Adik Prabowo Bangun Pabrik Timah di Batam, Bidik Omzet Rp 1,2 Triliun

Whats New
SKK Migas Sebut Transisi Energi Akan Tempatkan Peranan Gas Jadi Makin Strategis

SKK Migas Sebut Transisi Energi Akan Tempatkan Peranan Gas Jadi Makin Strategis

Whats New
PT PELNI Buka Lowongan Kerja hingga 16 Mei 2024, Usia 58 Tahun Bisa Daftar

PT PELNI Buka Lowongan Kerja hingga 16 Mei 2024, Usia 58 Tahun Bisa Daftar

Work Smart
Bapanas Siapkan Revisi Perpres Bantuan Pangan untuk Atasi Kemiskinan Esktrem

Bapanas Siapkan Revisi Perpres Bantuan Pangan untuk Atasi Kemiskinan Esktrem

Whats New
Banjir Landa Konawe Utara, 150 Lahan Pertanian Gagal Panen

Banjir Landa Konawe Utara, 150 Lahan Pertanian Gagal Panen

Whats New
Amankan 4 Penumpang, Petugas Bandara Juwata Gagalkan Penyelundupan 4.047 Gram Sabu

Amankan 4 Penumpang, Petugas Bandara Juwata Gagalkan Penyelundupan 4.047 Gram Sabu

Whats New
478.761 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek pada Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus

478.761 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek pada Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus

Whats New
Pengertian Dividen Interim dan Bedanya dengan Dividen Final

Pengertian Dividen Interim dan Bedanya dengan Dividen Final

Earn Smart
Pajak Dividen: Tarif, Perhitungan, dan Contohnya

Pajak Dividen: Tarif, Perhitungan, dan Contohnya

Earn Smart
Jalan Tol Akses IKN Ditargetkan Beroperasi Fungsional Pada Agustus 2024

Jalan Tol Akses IKN Ditargetkan Beroperasi Fungsional Pada Agustus 2024

Whats New
Cara Menghitung Dividen Saham bagi Investor Pemula Anti-Bingung

Cara Menghitung Dividen Saham bagi Investor Pemula Anti-Bingung

Earn Smart
Sepanjang 2023, AirAsia Indonesia Kantongi Pendapatan Rp 6,62 Triliun

Sepanjang 2023, AirAsia Indonesia Kantongi Pendapatan Rp 6,62 Triliun

Whats New
Menyehatkan Pesawat di Indonesia dengan Skema 'Part Manufacturer Approval'

Menyehatkan Pesawat di Indonesia dengan Skema "Part Manufacturer Approval"

Whats New
Libur Panjang, Tiket Whoosh Bisa untuk Masuk Gratis dan Diskon 12 Wahana di Bandung

Libur Panjang, Tiket Whoosh Bisa untuk Masuk Gratis dan Diskon 12 Wahana di Bandung

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke