Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Penyaluran "Kredit Hijau" Bank Mandiri Mencapai Rp 112 Triliun

Dia bilang, emiten perbankan berkode saham BMRI itu sudah melakukan penyaluran kredit sejumlah Rp 253 triliun atau 25 persen dari total kredit secara bank only, dengan rician penyaluran social financing Rp 131 triliun, dan "green financing" Rp 122 triliun.

“Pada aspek lingkungan kami mendorong nasabah bertransisi menuju low carbon economy melalui penyaluran kredit green portofolio dimana kami menjadi leading market share dengan total penyaluran green portofolio sebesar Rp 122 triliun (per September) serta penyaluran sustainablity green bond dan transition loan dengan total Rp 3,3 triliun,” kata Alexandra secara virtual, Selasa (21/11/2023).

Dia menungkapkan, seiring dengan penerapan strategi berkelanjutan, pihaknya juga melakukan inovasi dalam bisnis, seperti peluncuran produk berkelanjutan dalam mendorong ekosistem yang lebih ramah lingkungan, seperti sustainability bonds, ESG Repo, green bonds, serta produk ritel seperti pembiayaan EV (Electric Vehicle), dan solar panel.

“Kami juga menjadi bank nasional pertama yang meluncurkan kartu recycle prepaid dan debit card, serta menjadi pionir dalam cardless credit card,” lanjut dia.

Alexandra mengungkapkan, dari sisi operasional, pihaknya telah meluncurkan digital carbon trade tracking yaitu sebuah platform digital yang digunakan untuk menghitung dan memonitor emisi yang dihasilkan seluruh kantor operasional Bank Mandiri.

“Kedepan kami akan terus berinovasi dalam mendukun praktik bisnis berkelanjutan dalam industri keuangan,” jelasnya.

Dari aspek sosial, Alexandra mengatakan pihaknya telah menyalurkan pembiayaan segmen mikro yang didominasi oleh pinjaman mikro subsidi kepada lebih dari 2,7 juta. masyarakat. Bank Mandiri bekerja sama dengan fintech, Amarta untuk memberikan akses financial kepada lebih dari 210.000 rumah tangga.

Dia melanjutkan, trend sustainability finanncing di dunia didomiansi oleh green boand dan sustainability link loan. Dimana terlihat sustainability financial mengalami peningkatan setelah adanya kesepakatan Paris Agreement pada 2015. Adapun faktor yang menjadi pendorong pertumbuhan tren ini antara lain, kesadaran invsetor yang meningkat, regulasi dari pemerintah, mitigasi risiko jangka panjang, dan kesepakatan global mengenai isu yang berkaitan denan ESG.

“Penyaluran green financing memperkuat posisi kami di market sebagai market leader dengan share lebih dari 30 persen yang didukung oleh pertumbuhan pada sektor EBT, dan transportasi bersih seperti LRT,” jelasnya.

“Selain green financing, kami juga menyalurkan gren loan untuk sektor komponen baterai EV, kemudian sustainability link loan untuk sektor kelapa sawit, semen, peternakan, dengan KPI penurunan emisi operasional dan perolehan lahan yang bersertifikat,” tambah dia.


Sementara itu, untuk transition financing di sektor pertambangan batubara, pihaknya mendorong nasabah untuk memiliki transition road map serta realisasi pendapatan atas transisi yang dimaksud.

“Kami yakin dan percaya peran industri keuangan sangat krtitikal dalam mengakselerasi ekonomi rendah kabon dalam menyediakan solusi keuangan untuk mendorong proyek-proyek berkelanjutan. Masih terdapat peluang untuk perumbuhan lebih lanjut dengan dukung stakeholder dalam mengahdapi tantangan industri keuangan,” jelasnya.

Namun ada beberapa hal yang menjadi tantangan dalam penyaluran pembiayaan hijau, diantaranya regulasi yang belum optimal terkait dengan batasan emisi karbon, serta perdagnan kerbon dan pajak kerbon. Selain itu, insentif dianggap kurang yang turut bekontribusi pada kompleksitas tantangan yang dihadapi.

“Butuh peran regulator, pemerintah, dan pelaku usaha dalam rangka harmonisasi kebijakan, penerapan target emisi, skema insentif yang lebih menarik, dorongan penerapan praktik bisnis berkelanjutan, dan data reasearch mengenai dampak lingkungan,” jelas Alexandra.

“Kami melihat adanya potensi untuk mengakselerasi target emisi industri melalui peluncuran carbon trading pada September lalu sebagai katalisator menuju Net Zero Carbon 2060. Kami yakin langkah ini tidak hanya mendorong pelaku industri opersional yang lebih ramah lingkungan, tapi juga menciptakan ekosistem ekonomi ramah carbon,” tegas dia.

https://money.kompas.com/read/2023/11/21/200000326/penyaluran-kredit-hijau-bank-mandiri-mencapai-rp-112-triliun-

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke