Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Gubernur BI Sebut Ketidakpastian Global Mereda, Rupiah Kian Menguat

Meredanya ketidakpastian pasar keuangan global tidak terlepas dari arah kebijakan pengetatan moneter bank sentral AS, The Federal Reserve (The Fed), yang sudah mencapai puncaknya. Bahkan, The Fed diproyeksi mulai menurunkan suku bunga acuannya pada paruh kedua tahun depan.

"Dengan perkembangan itu kita melihat ketidakpastian pasar keuangan mereda," ujar Perry dalam konferensi pers hasil Rapat Dewan Gubernur BI, Kamis (21/12/2023).

Seiring dengan meredanya ketidakpastian, aliran modal asing terus masuk ke pasar keuangan RI. Perry melaporkan, net inflows pada kuartal IV-2023 sampai dengan 19 Desember 2023 mencapai 5,1 miliar dollar AS.

Masuknya aliran modal asing ke Indonesia kemudian mendongkrak penguatan nilai tukar rupiah. Bank sentral mencatat, nilai tukar rupiah pada 20 Desember lalu menguat secara rata-rata sebesar 0,44 persen dibandingkan posisi akhir November 2023.

Dengan perkembangan tersebut, nilai tukar rupiah menguat 0,37 persen sejak awal tahun ini (year to date/ytd). Pergerakan ini lebih baik dibandingkan dengan mata uang negara tetangga, seperti peso Filipina, rupee India, serta baht Thailand yang masing-masing melemah sebesar 0,05 persen, 0,53 persen, dan 0,85 persen.

Menurut Perry, selain ketidakpastian pasar yang mereda, masuknya aliran modal asing juga disebabkan oleh menariknya imbal hasil aset keuangan domestik. Selain itu, apresiasi rupiah juga didorong oleh positifnya prospek ekonomi Indonesia.

"Ke depan, Bank Indonesia tetap akan mewaspadai sejumlah risiko yang mungkin muncul dan memastikan terjaganya stabilitas nilai tukar rupiah," ucap Perry.

https://money.kompas.com/read/2023/12/21/164146726/gubernur-bi-sebut-ketidakpastian-global-mereda-rupiah-kian-menguat

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke