Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Kala Bansos Pangan Tak Dapat Redam Harga Beras...

Keputusan pemerintah mengeluarkan bansos baru jelang pelaksanaan pemilihan umum presiden (pilpres) pun akhirnya menjadi sorotan berbagai pihak.

Adapun bansos yang diberikan berupa Bantuan Langsung tunai (BLT) El Nino, Program Keluarga Harapan (PKH), Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT), hingga Bantuan Pangan Beras.

Di antara bansos yang digelontorkan itu, Bantuan Pangan Beras sebanyak 10 kilogram per bulan untuk 22 juta keluarga penerima manfaat (KPM) nampaknya tidak dapat menurunkan harga beras.

Bansos pangan ini disalurkan sejak April 2023 dan rencananya akan tetap dibagikan sampai Juni 2024.

Harga Beras Naik di 28 Provinsi

Walau bansos disalurkan sejak 2023, nyatanya di 2024 harga pangan tetap tinggi. Teranyar, Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan kenaikan harga beras masih terjadi di 28 dari 38 provinsi di Indonesia pada Januari 2024.

Plt Kepala BPS Amalia A Widyasanti mengatakan, harga beras pada Januari 2024 mengalami inflasi sebesar 0,64 persen. Hal ini membuat beras menjadi komoditas penyumbang inflasi terbesar baik secara bulanan maupun tahunan.

Adapun untuk inflasi bulanan Januari yang sebesar 0,04 persen, beras memberikan andil ke inflasi periode ini sebesar 0,03 persen.

Meski demikian inflasi itu juga disumbang oleh komoditas lain seperti tomat dengan andil ke inflasi sebesar 0,09 persen dan bawang merah dengan andil inflasi sebesar 0,04 persen.

"Kenaikan harga beras masih terjadi di 28 provinsi sedangkan harga beras di 10 provinsi lainnya sudah menunjukkan penurunan. Seluruh provinsi di Pulau Jawa dan Bali Nusra mengalami kenaikan harga beras," ujarnya dalam konferensi pers, Kamis (1/2/2024).

BPS mencatat, kenaikan harga beras pada periode ini terjadi di semua rantai distribusi dimana harga beras di tingkat penggilingan pada Januari 2024 naik sebesar 1,62 persen secara bulanan (month to month/mtm) dan naik sebesar 21,78 persen secara tahunan (year on year/yoy).

Sementara harga beras grosir pada Januari 2024 naik sebesar 0,97 persen secara mtm dan naik sebesar 16,66 persen secara yoy. Sedangkan harga beras di tingkat ecer naik sebesar 0,63 persen secara mtm dan naik sebesar 16,24 persen secara yoy.

Kenaikan harga beras ini terjadi lantaran rata-rata harga gabah kering panen yang meningkat sebesar 2,97 persen secara mtm dan naik sebesar 18,64 persen secara yoy.

Selain itu, rata-rata harga gabah kering giling juga naik sebesar 4,85 persen secara mtm dan naik sebesar 24,52 persen secara yoy.


Penyebab Kenaikan Harga Beras

Menurut Amalia, kenaikan harga beras pada awal tahun ini disebabkan oleh harga beras di pasar global yang mengalami kenaikan akibat beberapa negara menahan ekspor beras.

Sementara penyebab harga beras tinggi dari dalam negeri disebabkan oleh panen beras yang relatif rendah karena faktor cuaca El Nino berkepanjangan.

"Tentunya harga beras tinggi karena dipengaruhi supply relatif lebih rendah dibandingkan demand yang tinggi," jelas Amalia.

Kendati demikian, untuk Januari dan Februari BPS memperkirakan produksi beras masih relatif lebih rendah dibandingkan konsumsi atau terjadi defisit.

https://money.kompas.com/read/2024/02/02/130000726/kala-bansos-pangan-tak-dapat-redam-harga-beras-

Terkini Lainnya

Emiten Gas Industri SBMA Bakal Tebar Dividen Rp 1,1 Miliar

Emiten Gas Industri SBMA Bakal Tebar Dividen Rp 1,1 Miliar

Whats New
Citi Indonesia Tunjuk Edwin Pribadi jadi Head of Citi Commercial Bank

Citi Indonesia Tunjuk Edwin Pribadi jadi Head of Citi Commercial Bank

Whats New
OJK: Guru Harus Punya Pengetahuan tentang Edukasi Keuangan

OJK: Guru Harus Punya Pengetahuan tentang Edukasi Keuangan

Whats New
Sekjen Anwar: Kemenaker Punya Tanggung Jawab Besar Persiapkan SDM Unggul dan Berdaya Saing

Sekjen Anwar: Kemenaker Punya Tanggung Jawab Besar Persiapkan SDM Unggul dan Berdaya Saing

Whats New
Lowongan Kerja BUMN Viramakarya untuk Posisi di IKN, Ini Posisi dan Persyaratannya

Lowongan Kerja BUMN Viramakarya untuk Posisi di IKN, Ini Posisi dan Persyaratannya

Whats New
Soal Relaksasi HET Beras Premium, Dirut Bulog: Biasanya Sulit Dikembalikan...

Soal Relaksasi HET Beras Premium, Dirut Bulog: Biasanya Sulit Dikembalikan...

Whats New
Potensi Pasar Geospasial di Indonesia

Potensi Pasar Geospasial di Indonesia

Whats New
OJK Minta Lembaga Keuangan Bikin 'Student Loan' Khusus Mahasiswa S-1

OJK Minta Lembaga Keuangan Bikin "Student Loan" Khusus Mahasiswa S-1

Whats New
Soal Tarif PPN 12 Persen, Sri Mulyani: Kami Serahkan kepada Pemerintahan Baru

Soal Tarif PPN 12 Persen, Sri Mulyani: Kami Serahkan kepada Pemerintahan Baru

Whats New
Citilink Buka Lowongan Kerja Pramugari untuk Lulusan SMA, D3, dan S1, Ini Syaratnya

Citilink Buka Lowongan Kerja Pramugari untuk Lulusan SMA, D3, dan S1, Ini Syaratnya

Whats New
Kerangka Ekonomi Makro 2025: Pertumbuhan Ekonomi 5,1 - 5,5 Persen, Inflasi 1,5 - 3,5 Persen

Kerangka Ekonomi Makro 2025: Pertumbuhan Ekonomi 5,1 - 5,5 Persen, Inflasi 1,5 - 3,5 Persen

Whats New
Tinjau Fluktuasi Bapok, KPPU Lakukan Sidak Serentak di Sejumlah Pasar

Tinjau Fluktuasi Bapok, KPPU Lakukan Sidak Serentak di Sejumlah Pasar

Whats New
Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BRI hingga CIMB Niaga

Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BRI hingga CIMB Niaga

Whats New
Kemenhub: KNKT Akan Investigasi Penyebab Jatuhnya Pesawat di BSD

Kemenhub: KNKT Akan Investigasi Penyebab Jatuhnya Pesawat di BSD

Whats New
Telat Bayar Tagihan Listrik Bisa Kena Denda, Berapa Biayanya?

Telat Bayar Tagihan Listrik Bisa Kena Denda, Berapa Biayanya?

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke