Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Menghindari Inflasi Pangan

Berdasarkan pengelompokannya, inflasi tahunan untuk kelompok inti tercatat 1,68 persen (yoy), lebih rendah dibandingkan dengan periode sebelumnya.

Inflasi harga yang diatur pemerintah atau administered prices pada periode laporan juga tercatat stabil di level 1,74 persen (yoy) pada periode laporan.

Terdapat fenomena menarik pada pembentuk inflasi Januari 2024, yaitu tingginya harga pangan bergejolak atau volatile food yang mempunyai tren di atas dua kelompok inflasi yang lain, terutama pada komoditas beras.

Hal ini disebabkan adanya dampak lanjutan dari el nino pada 2023, yang masih dirasakan sampai saat ini.

Mengutip siaran pers Badan Pangan Nasional (Bapanas), terdapat prediksi Badan Pusat Statistik (BPS) yang memperkirakan Indonesia akan mengalami defisit beras sebesar 2,83 juta ton pada Januari-Februari 2024.

Terlebih adanya banjir di beberapa wilayah sentra beras di Indonesia pada awal Februari 2024, misalnya di Kabupaten Demak dan sekitarnya.

Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Demak mencatat terdapat 1.400-an hektare areal tanaman padi tergenang banjir.

Kondisi tersebut berdampak terjadinya gagal panen sehingga terdapat potensi permintaan yang belum dapat dipenuhi oleh ketersediaan pasokan. Oleh karena itu, naiknya inflasi volatile food pada awal 2024 adalah hal yang patut diwaspadai.

Bagian dari langkah konkret yang telah dilakukan Bank Indonesia bersama Pemerintah dalam pengendalian inflasi, yaitu melalui High Level Meeting Tim Pengendalian Inflasi Pusat (HLM TPIP).

Pada pertemuan tersebut menghasilkan tujuh langkah strategis pengendalian inflasi tahun 2024. Salah satunya, yaitu pengendalian inflasi kelompok volatile food agar dapat terkendali di bawah 5 persen dengan fokus pada komoditas beras, aneka cabai dan aneka bawang.

Sebagai upaya untuk mengoptimalkan langkah pengendalian inflasi pangan, Pemerintah bersama Bank Indonesia telah mencanangkan Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) yang fokus mendorong produksi dan mendukung ketahanan pangan secara menyeluruh.

Kebijakan untuk menjaga stabilitas harga ketiga komoditas tersebut sangatlah strategis karena tergolong bahan makanan pokok mempunyai porsi besar dalam pembentukan inflasi dan termasuk barang yang mudah rusak (perishable).

Inflasi beras perlu untuk senantiasa dijaga karena merepresentasikan keterjangkauan harga pangan yang mampu diakses oleh masyarakat.

Diversifikasi dan hilirisasi Pangan

Ahli food science and nutrition, Hadi Riyadi menyampaikan bahwa diversifikasi pangan merupakan suatu proses pemilihan pangan yang tidak hanya tergantung pada satu jenis pangan, melainkan memiliki beragam pilihan terhadap berbagai bahan pangan.

Diversifikasi pangan menjadi salah satu upaya mitigasi inflasi pangan yang hanya bertumpu pada satu atau dua komoditas.

Berdasarkan penelitian dari International Food Policy Research Institute (IFPRI) pada 2022, keragaman pangan pada anak usia 6-23 bulan dipengaruhi oleh inflasi pangan.

Hal ini menunjukkan bahwa inflasi pangan dapat berdampak pada peningkatan jumlah anak yang mengalami gizi buruk karena keterbatasan nutrisi yang disebabkan naiknya harga pangan.

Untuk mendukung program diversifikasi pangan, Bank Indonesia telah menetapkan Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial atau biasa disebut KLM.

Kebijakan tersebut memberikan insentif kepada perbankan yang menyalurkan pembiayaan pada sektor prioritas antara lain penghiliran pangan.

Insentif diberikan dalam bentuk pengurangan terhadap pemenuhan Giro Wajib Minimum (GWM) di Bank Indonesia yang wajib dipenuhi secara rata-rata.

Hilirisasi pangan akan meningkatkan nilai tambah ekonomi nasional, karena akan menggerakkan industri dalam negeri sekaligus turut menjaga stabilitas harga pangan.

Hal ini juga sejalan dengan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 17 Tahun 2015 tentang Ketahanan Pangan dan Gizi yang menyebutkan bahwa penganekaragaman pangan adalah upaya peningkatan ketersediaan dan konsumsi pangan yang beragam, bergizi seimbang, dan berbasis pada potensi sumber daya lokal.

Kita berharap, KLM yang telah berlaku sejak 1 Oktober 2023, dapat mendorong tumbuhnya hilirisasi pangan berbasis sumber daya lokal, hingga pada akhirnya mendorong diversifikasi pangan nasional.

Beragamnya jenis pangan akan memberi ruang bagi diversifikasi risiko inflasi pangan, sehingga tidak bertumpu pada satu atau dua komoditas.

Keberhasilan program diversifikasi pangan juga ditentukan perubahan mindset masyarakat untuk membiasakan diri dalam mengonsumsi makanan pokok selain dari beras.

Dengan demikian, tidak ada lagi persepsi jika belum makan nasi maka berarti belum makan. Bukan begitu?

https://money.kompas.com/read/2024/02/16/094804226/menghindari-inflasi-pangan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke