Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Kisah Oktavirasa, Cintanya pada Seni Merajut dan Kaligrafi Berbuah Sukses Usaha Fesyen Ramah Lingkungan

Berawal dari kegemarannya di bidang seni yakni merajut dan kaligrafi untuk hiasan dinding, Oktavirasa mulai belajar teknik ecoprint dalam membuat busana.

Fesyen ecoprint menjadi tren saat ini dengan banyak peminat karena memadukan keindahan corak dengan torehan warna eksotis dari pewarna alami.

Menangkap peluang bisnis itu, Oktavirasa mulai membuat busana dengan produk fesyen motif alam menggunakan teknik ecoprint. Usahanya tersebut dimulai saat di bangku kuliah.

“Saya mengembangkan dan merancang busana yang ternyata disukai oleh teman-teman dan kerabat, banyak pesanan dan saya mulai untuk merintis usaha OKVISA Craft pada 2015,” kata Oktavirasa kepada Kompas.com.

Wanita yang akrab disapa Okta itu, mengatakan bahwa hobi yang ia tekuni sejak kecil tak disangka ternyata bisa menjadi sumber pendapatan.

“Alhamdulilah usaha telah berkembang pesat,” lanjut dia.

Bahkan, Karya fesyen terbaik Okta berhasil tampil di sejumlah ajang fashion show bergengsi tanah air, seperti Muslim Fashion Festival (MUFFEST) di Jakarta pada tahun 2023 dan Festival Payung Indonesia di Prambanan pada 2020.

Untuk semakin mendorong bisnisnya, Okta bergabung dengan pendampingan Rumah BUMN (RB) Rembang yang dikelola anak usaha PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SIG), yaitu PT Semen Gresik. Okta juga tergabung dalam Asosiasi Eco-printer Indonesia (AEPI).

Lewat pendampingan usaha, kini Okta tak hanya membuat busana saja, tapi juga aksesoris seperti tas, dompet, bahkan sepatu. Okta bahkan mampu menjual hingga 100 produk setiap bulannya.

“Selain busana, sekarang saya juga sudah memproduksi tas, dompet, dan sepatu,” jelas dia.

“Setiap bulannya, rata-rata saya bisa menjual sampai 100 produk, mulai dari kain, pakaian jadi dan produk kerajinan. Untuk harga produk bervariasi, berkisar dari Rp 250.000 hingga Rp 1,5 juta," tambah Okta.

Menurut Okta, kualitas produk fesyen ecoprint, mempunyai kualitas yang tidak kalah dengan teknik konvensional, bahkan terbilang kuat dan awet karena menggunakan bahan dasar kain berserat alami, dan pewarna dari tanaman, daun, atau bunga.

Untuk mendukung usahanya itu, Okta membudidayakan beragam tanaman, seperti mahoni, secang, kalpataru, daun lanang, daun truja, hingga kenikir atau cosmos, untuk digunakan dalam proses cetak produk.

“Proses cetak dengan teknik ecoprint tidak menyisakan limbah sehingga ramah lingkungan. Dari sisi kualitas, warna yang dihasilkan juga lebih alami dan tidak beracun. Ini adalah bentuk tanggung jawab moral terhadap pelanggan dan lingkungan,” jelas Okta.


Bikin pelatihan merajut

Selain memastikan produk yang ramah lingkungan, Okta membagikan ilmunya dengan memberikan pelatihan merajut pakaian secara gratis, bagi kaum perempuan di toko dan rumah produksi OKVISA Craft yang berlokasi di Jl. Dokter Soetomo No Rembang.

“Semoga hasil pelatihan bermanfaat sebagai bekal keterampilan untuk membantu ekonomi keluarga,” lanjut dia.

Okta mengatakan, sejak bergabung di RB Rembang pada 2020, ia mengaku banyak mendapat pendampingan berupa pelatihan untuk peningkatan keterampilan dan pemasaran produk.

Kini, OKVISA Craft telah memiliki banyak pelanggan yang tidak hanya berasal dari Rembang, tetapi juga berbagai daerah lain di Jawa Tengah seperti Semarang dan Magelang, serta daerah lain di Indonesia seperti Jakarta, Surabaya, Riau, hingga Kalimantan.    

“Lewat pendampingan ini ada pelatihan-pelatihan untuk meningkatkan keterampilan dan membuka wawasan baru seputar public speaking, product branding dan digital marketing. Pendampingan yang diberikan secara intensif sangat membantu kami UMKM untuk naik kelas,” ujar Okta.

Peran Semen Indonesia

Terpisah, Corporate Secretary Semen Indonesia, Vita Mahreyni mengatakan pihaknya memiliki tanggung jawab untuk mendorong UMKM berkembang lebih maju dan berkelanjutan.

“RB Rembang memberikan treatment khusus kepada OKVISA Craft dan UMKM binaan lainnya yang memiliki semangat sama, dengan membuka kesempatan lebih luas untuk mengikuti pameran-pameran,” ujar Vita.

Beberapa pameran yang diselenggarakan seperti Future SMEs Village  Side Event G20 di Bali pada 2022, hingga Tong Tong Fair di Belanda pada 2022.

Selain pameran, produk OKVISA Craft juga dipromosikan dalam program flash sale atau life sale di marketplace, serta digunakan untuk kebutuhan suvenir perusahaan.

“Pembangunan berkelanjutan di Indonesia perlu kolaborasi dari semua pihak. Kami terus mendorong pemangku kepentingan termasuk UMKM, untuk bersama-sama menjadikan faktor lingkungan dan sosial sebagai top of mind dan budaya dalam menjalankan usaha," tegas Vita.

https://money.kompas.com/read/2024/02/22/083000226/kisah-oktavirasa-cintanya-pada-seni-merajut-dan-kaligrafi-berbuah-sukses-usaha

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke