JAKARTA, KOMPAS.com - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengatakan, investor asal Korea Selatan dan Jepang masih menunjukkan ketertarikan terhadap sektor perbankan Indonesia.
Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Dian Ediana Rae mengungkapkan, ketertarikan tersebut tercermin dari langkah-langkah yang telah diambil.
"Pertumbuhan ekonomi yang solid dan potensi pasar yang besar di Indonesia menjadi pemicu utama bagi investasi," kata dia dalam keterangan resmi, Kamis (22/2/2024).
Sebagai gambaran, hal ini tercermin dari kisaran pendapatan bunga atau net interest margins (NIM) perbankan nasional Indonesia yang masih di kisaran angka 3 sampai dengan 5 persen.
Di sisi lain, mayoritas bank yang berafiliasi dengan Korea Selatan dan Jepang masih membukukan laba yang cukup baik.
Adapun, investor Korea Selatan dan Jepang terlibat dalam berbagai aspek bisnis perbankan, termasuk kemitraan strategis dengan bank lokal, investasi langsung, dan bahkan akuisisi.
"Kemitraan dengan bank lokal membantu mereka memanfaatkan pengetahuan lokal, memahami kebutuhan pasar dengan lebih baik, dan meminimalkan risiko operasional," imbuh dia.
Sementara itu, Dian menerangkan, investasi langsung dan akuisisi mencerminkan komitmen jangka panjang mereka terhadap pertumbuhan dan perkembangan sektor perbankan Indonesia.
Dia membeberkan, faktor-faktor seperti pertumbuhan ekonomi yang stabil, jumlah populasi yang besar, dan peluang inovasi serta ekspansi, termasuk di bidang digital banking, financial technology (fintech), dan inklusi keuangan, tetap menarik bagi investor asing.
OJK mengaku, secara berkala pihaknya menerima berbagai permohonan izin dari investor asing, termasuk yang ingin memperkuat permodalan bank melalui rights issue.
Evaluasi ketat dilakukan untuk memastikan kontribusi positif investor asing terhadap sektor perbankan dan ekonomi Indonesia secara keseluruhan.
Kebijakan dan regulasi terus disempurnakan untuk menjaga keseimbangan antara mengundang investasi.
"Memastikan kestabilan serta integritas sistem keuangan, termasuk aturan tentang batasan kepemilikan, transfer teknologi, dan penguatan kapasitas lokal," tandas dia.
https://money.kompas.com/read/2024/02/22/175200126/industri-perbankan-ri-potensial-di-mata-investor-jepang-dan-korsel-ini