Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Pemerintah "Ramal" Harga Beras Mulai Turun pada Maret Ini

Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Susiwijono Moegiarso menjelaskan, kenaikan harga beras yang terjadi sejak awal tahun ini disebabkan oleh terganggunya rantai pasok. Di level produksi, terjadi fenomena pergesaran musim panen, sehingga pasokan ke pasar berkurang.

Namun, pemerintah memproyeksi, produksi harga beras meningkat pada Maret ini. Dengan demikian, pasokan ke pasar meningkat, dan harga berangsur turun.

"Bulan ini masuk Maret akan ada tren penurunan harga," ujar Susiwijono, ditemui di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta, Jumat (1/3/2024).

Pernyataan tersebut sesuai dengan data yang dimiliki oleh Badan Pusat Statistik (BPS). Berdasarkan data BPS, produksi beras diproyeksi meningkat menjadi 3,54 juta ton pada Maret, dibanding Februari yang hanya 1,38 juta ton.

Kenaikan produksi itu pun diprediksi berlanjut pada April mendatang. Berdasarkan perhitungan BPS, produksi beras diproyeksi mencapai 4,92 juta ton pada April mendatang.

Bukan hanya dari dalam negeri, Susiwijono bilang, produksi beras di level internasional pun akan mulai meningkat. Dengan demikian, pasokan beras dari dalam dan luar negeri bakal terkerek.

"Jadi 2 sisi suplai, domestik dan impor kita trennya akan menurun," ucapnya.

Sebagai informasi, BPS mencatat, tren kenaikan harga beras berlanjut pada Februari lalu. Tercatat komoditas beras memberikan andil 0,21 persen terhadap inflasi secara bulanan dan 0,67 persen secara tahunan.

https://money.kompas.com/read/2024/03/01/171400726/pemerintah-ramal-harga-beras-mulai-turun-pada-maret-ini

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke