JAKARTA, KOMPAS.com - Holding BUMN Asuransi, Penjaminan, dan Investasi Indonesia Financial Group (IFG) memiliki tiga inisiatif untuk memperkuat pengaruh dan daya saing IFG di pasar dalam negeri.
Hal itu sekaligus membangun fondasi yang kokoh dalam hal keberlanjutan bisnis yang sehat melalui inovasi, model bisnis, dan pengelolaan manajemen risiko.
Direktur Utama IFG Hexana Tri Sasongko menerangkan, inisiatif pertama adalah meningkatkan pangsa pasar bisnis asuransi umum dan menjadi nomor satu di lini bisnis yang ditargetkan.
Hal ini dapat dicapai dengan mengandalkan sinergi antar-anggota holding, yang saat ini telah memposisikan IFG sebagai perusahaan asuransi non-jiwa terbesar di Indonesia.
Inisiatif kedua, yaitu memastikan bisnis yang menguntungkan dan berkelanjutan melalui penetapan sasaran terkait transformasi model bisnis dan inovasi untuk seluruh anggota holding.
Dalam upaya untuk beradaptasi dengan perubahan cepat dalam industri, IFG mengambil langkah-langkah proaktif untuk mengubah model bisnis dengan memperkenalkan inovasi yang relevan.
“Salah satu yang sedang kami kembangkan dan perkuat adalah peran perusahaan asuransi di ekosistem IFG yang harus bisa berperan menjadi risk manager partner bagi mitra maupun nasabahnya,” kata Hexana dalam keterangan resmi, dikutip Selasa (19/3/2024).
Selain sebagai risk manager partner, inovasi lain adalah implementasi preferred partnership bancassurance untuk anggota holding yang bergerak di asuransi jiwa, dan penerbitan produk di anggota holding pasar modal serta investasi.
Sementara itu, inisiatif ketiga adalah memastikan operational excellence dengan memanfaatkan teknologi informasi. Pasalnya, operational excellence merupakan kebutuhan dasar dalam berkompetisi di pasar dan mencapai pertumbuhan bisnis yang berkelanjutan.
Lebih lanjut, Hexana menuturkan, IFG telah berusia 4 tahun pada 16 Maret 2024 lalu. Tahun ini IFG bakal melakukan digitalisasi proses bisnis yang terintegrasi di ekosistem IFG sehingga IT dapat menjadi pendorong utama untuk meningkatkan daya saing dan kontribusi IFG terhadap industri keuangan non-bank (IKNB).
IFG sendiri dibentuk untuk penguatan industri asuransi yang mencakup tiga hal, yakni restrukturisasi perusahaan asuransi untuk memberi solusi dan mengembalikan kepercayaan masyarakat, perbaikan dan penguatan tata kelola manajemen risiko dan pengawasan, serta membangun sinergi yang lebih kompetitif sehingga dapat mempercepat pertumbuhan.
Selain itu, IFG juga memiliki sejumlah cucu usaha, di antaranya PT Askrindo Syariah, PT Penjaminan Jamkrindo Syariah, PT Jasindo Syariah, PT Jasaraharja Putera, PT Mitrasraya Adhijasa, dan PT Reasuransi Nasional Indonesia.
https://money.kompas.com/read/2024/03/19/150000126/3-langkah-ifg-dukung-transformasi-sektor-keuangan-non-bank