Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Atasi Kelangkaan, Malaysia Turunkan Harga Beras Impor

Menteri Pertanian dan Keterjaminan Makanan Malaysia Mohammad Sabu mengatakan, pemerintah telah menyetujui penurunan harga antara 2-3 ringgit atau sekitar Rp 6.676-10.014 (kurs Rp 3.338 per ringgit).

Dengan penurunan harga itu masyarakat memiliki pilihan untuk membeli beras yang terjangkau.

“Agar masyarakat dapat membeli beras dengan harga wajar, pemerintah melalui pertemuan Naccol sepakat untuk menurunkan harga beras putih impor sebesar 2-3 ringgit di pasar,” ujar Sabu, dikutip Kompas.com dari The Star, Kamis (21/3/2024).

Sabu bilang, harga eceren beras putih kemasan 10 kilogram saat ini adalah antara 38 ringgit hingga 45 ringgit atau sekitar Rp 126.884-Rp 150.210.

Dengan adanya kebijakan penurunan harga maka beras kemasan 10 kilogram itu turun menjadi 35 ringgit atau Rp 116.830.

Kemudian untuk meningkatkan distribusi lokal di pasar, pemerintah Malaysia memutuskan semua stok gabah dan beras yang telah dibeli oleh pabrikan berjumlah 140.000 ton dapat diproses dan segera dikeluarkan untuk pasar lokal.

Program penjualan beras lokal melalui Lembaga Pemasaran Pertanian Federal (FAMA) dan Badan Organisasi Pertanian (LPP) diperluas dan lebih intensif.

“Semua tindakan ini akan meningkatkan ketersediaan beras bagi masyarakat Malaysia,” katanya.

Sabu menambahkan, kementeriannya akan melanjutkan diskusi dengan para pemangku kepentingan untuk menyempurnakan rencana aksi jangka panjang guna menyusun struktur biaya produksi beras yang lebih realistis untuk memastikan bahwa industri beras berkelanjutan, terutama dalam menjaga kepentingan dan kesejahteraan petani padi dan meningkatkan produktivitas. produksi beras nasional.

https://money.kompas.com/read/2024/03/21/124000026/atasi-kelangkaan-malaysia-turunkan-harga-beras-impor

Terkini Lainnya

Perbankan Antisipasi Kenaikan Kredit Macet Imbas Pencabutan Relaksasi Restrukturisasi Covid-19

Perbankan Antisipasi Kenaikan Kredit Macet Imbas Pencabutan Relaksasi Restrukturisasi Covid-19

Whats New
KKP Tangkap Kapal Ikan Berbendera Rusia di Laut Arafura

KKP Tangkap Kapal Ikan Berbendera Rusia di Laut Arafura

Whats New
Defisit APBN Pertama Pemerintahan Prabowo-Gibran Dipatok 2,45 Persen-2,58 Persen

Defisit APBN Pertama Pemerintahan Prabowo-Gibran Dipatok 2,45 Persen-2,58 Persen

Whats New
Bos Bulog Sebut Hanya Sedikit Petani yang Manfaatkan Jemput Gabah Beras, Ini Sebabnya

Bos Bulog Sebut Hanya Sedikit Petani yang Manfaatkan Jemput Gabah Beras, Ini Sebabnya

Whats New
Emiten Gas Industri SBMA Bakal Tebar Dividen Rp 1,1 Miliar

Emiten Gas Industri SBMA Bakal Tebar Dividen Rp 1,1 Miliar

Whats New
Citi Indonesia Tunjuk Edwin Pribadi jadi Head of Citi Commercial Bank

Citi Indonesia Tunjuk Edwin Pribadi jadi Head of Citi Commercial Bank

Whats New
OJK: Guru Harus Punya Pengetahuan tentang Edukasi Keuangan

OJK: Guru Harus Punya Pengetahuan tentang Edukasi Keuangan

Whats New
Sekjen Anwar: Kemenaker Punya Tanggung Jawab Besar Persiapkan SDM Unggul dan Berdaya Saing

Sekjen Anwar: Kemenaker Punya Tanggung Jawab Besar Persiapkan SDM Unggul dan Berdaya Saing

Whats New
Lowongan Kerja BUMN Viramakarya untuk Posisi di IKN, Ini Posisi dan Persyaratannya

Lowongan Kerja BUMN Viramakarya untuk Posisi di IKN, Ini Posisi dan Persyaratannya

Whats New
Soal Relaksasi HET Beras Premium, Dirut Bulog: Biasanya Sulit Dikembalikan...

Soal Relaksasi HET Beras Premium, Dirut Bulog: Biasanya Sulit Dikembalikan...

Whats New
Potensi Pasar Geospasial di Indonesia

Potensi Pasar Geospasial di Indonesia

Whats New
OJK Minta Lembaga Keuangan Bikin 'Student Loan' Khusus Mahasiswa S-1

OJK Minta Lembaga Keuangan Bikin "Student Loan" Khusus Mahasiswa S-1

Whats New
Soal Tarif PPN 12 Persen, Sri Mulyani: Kami Serahkan kepada Pemerintahan Baru

Soal Tarif PPN 12 Persen, Sri Mulyani: Kami Serahkan kepada Pemerintahan Baru

Whats New
Citilink Buka Lowongan Kerja Pramugari untuk Lulusan SMA, D3, dan S1, Ini Syaratnya

Citilink Buka Lowongan Kerja Pramugari untuk Lulusan SMA, D3, dan S1, Ini Syaratnya

Whats New
Kerangka Ekonomi Makro 2025: Pertumbuhan Ekonomi 5,1 - 5,5 Persen, Inflasi 1,5 - 3,5 Persen

Kerangka Ekonomi Makro 2025: Pertumbuhan Ekonomi 5,1 - 5,5 Persen, Inflasi 1,5 - 3,5 Persen

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke