Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk atau BTN memberikan kabar terbaru soal akuisisi yang dilakukan unit usaha syariah (UUS) atau BTN Syariah terhadap PT Bank Muamalat Indonesia Tbk.

Saat ini BTN mengaku proses akuisisi tersebut masih berada di dalam tahap uji tuntas atau due diligent terhadap Bank Muamalat.

Direktur Utama BTN, Nixon LP Napitupulu semula menargetkan proses uji tuntas tersebut dapat selesai pada April 2024, tetapi hasil dari uji tersebut mengalami keterlambatan.

"Masih belum selesai, ada keterlambatan data yang kami terima sehingga Kantor Akuntan Publik (KAP) mengumpulkan datanya kelamaan, ada kemoloran jadi belum selesai," kata dia dalam konferensi pers paparan kinerja per 31 Maret 2024, Kamis (25/4/2024).

Ia menambahkan, data yang terlambat atau paling lama dikumpulkan adalah data soal perkreditan.

"Jadi kami belum bisa ambil keputusan karena kami, datanya belum selesai," imbuh dia.

Terkait dana yang akan digunakan utuk akuisisi, ia bilang, BTN Syariah telah memiliki semacam dana ekuitas yang dicatat sebagai RAK Kantor. Hal ini lantaran perusahaan tersebut belum berdiri sendiri.

"Itu ada di sana duitnya sekitar Rp 6 triliun," ujar dia.

Meskipun demikian, jumlah uang yang digunakan untuk akuisisi belum dapat dipastikan.

"Belum tahu, kan belum tentu dipakai semua buat itu juga. Kami juga pilih pasti yang paling murah," tandas dia.

Sebagai informasi, merger BTN Syariah dan Bank Muamalat ini menjadi salah satu aksi korporasi perbankan yang paling dinantikan.

Uji tuntas yang dilakukan BTN terhadap Bank Muamalat dijadwalkan bakal rampung pada April 2024. Nixon sempat menargetkan keputusan merger akan diambil paling lambat semester II-2024.

Hingga 31 Maret 2024, aset BTN Syariah telah menyentuh Rp 54,8 triliun. Jumlah tersebut tumbuh 17,9 persen secara tahunan (year-on-year)

Hal ini membuat unit usaha syariah (UUS) BTN tersebut sudah harus melakukan spin off atau pemisahan diri dari perusahaan induknya.

Hasil merger dua bank tersebut diproyeksikan akan menghasilkan bank syariah dengan aset mencapai Rp 114,6 triliun. Hal tersebut akan membuat BTN Syariah menjadi bank syariah terbesar kedua di Indonesia.

Adapun, saat ini PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) masih menjadi bank syariah terbesar di Indonesia dengan jumlah aset mencapai Rp 319,8 triliun sampai September 2023.

https://money.kompas.com/read/2024/04/25/190800126/pengumpulan-data-tersendat-btn-belum-ambil-keputusan-akuisisi-bank-muamalat-

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke