Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Industri Asuransi Jiwa Cetak Premi Rp 46 Triliun, Produk Tradisional Dominan

JAKARTA, KOMPAS.com - Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) melaporkan, produk asuransi tradisional masih mendominasi pendapatan premi industri asuransi jiwa.

Ketua Dewan Pengurus AAJI Budi Tampubolon mengatakan, secara total pendapatan premi industri asuransi jiwa tercatat senilai Rp 46,00 triliun sampai kuartal I-2024.

Jumlah ini tumbuh 0,9 persen secara tahunan dibandingkan periode yang sama tahun lalu senilai Rp 45,6 triliun.

"Kalau ditinjau berdasarkan produk, tren kenaikan pendapatan premi di produk asuransi jiwa tradisional masih terus berlanjut," kata dia dalam Konferensi Pers Kinerja Industri Asuransi Jiwa Q1 2024, Rabu (29/5/2024).

Ia menjabarkan, pendapatan premi produk asuransi tradisional tercatat senilai Rp 26,77 triliun. Jumlah itu tumbuh 18,4 persen secara tahunan dibandingkan periode yang sama tahun lalu senilai Rp 22,62 triliun.

Di sisi lain, pendapatan premi produk asuransi unitlink tercatat senilai Rp 19,22 triliun. Angka ini turun 16,4 persen secara tahunan dibandingkan periode yang sma tahun lalu senilai Rp 22,98 triliun.

"Masih ada ketertarikan masyarakat atas produk PAYDI (Produk Asuransi yang Dikaitkan Investasi) ini, meskipun secara pendapatan premi ini mengalami kontraksi," imbuh dia.

Budi yakin, penyempurnaan produk unit link yang dilakukan perusahaan asuransi jiwa akan meningkatkan minat masyarakat akan produk tersebut, khususnya nasabah yang membutuhkan fitur investasi.

Lebih lanjut, ia bilang, produk unitlink masih laku setelah adanya pengetatan aturan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Artinya, kebutuhan sebagian masyarakat Indonesia akan produk unitlink memang nyata.

Namun saat ini porsi itu susut karena adanya ketentuan untuk lebih banyak menempatkan investasi di instrumen pendapatan tetap (fixed income).

Seiring dengan itu, nasabah yang mengembalikan polisnya atau nasabah yang surrender di industri asuransi telah melandai dalam beberapa kuartal terakhir.

"Apakah ini boleh diartikan hard complain atas unitlink mulai turun? Barangkali ini indikator awal," ungkap dia.

Komplain yang keras di masa lalu terjadi karena hasil investasi yang turun. Hal itu dipengaruhi oleh kondisi pasar yang memang turun.

"Sekarang by design, penempatan investasi ke pasar modal jadi lebih terbatas," sebut dia.

Menurut Budi, produk asuransi yang didominasi oleh produk tradisional dapat disebut kurang ideal. Hal ini karena sebagian kebutuhan masyarakat tidak terjawab.

"Dan produk tradisonal itu pengelolaan butuh kehati-hatian yang lebih tinggi daripada unitlink," tandas dia.

Sebagai informasi, AAJI mencatat secara total industri asuransi jiwa membayar klaim senilai Rp 42,93 triliun. Angka tersebut turun 5,8 persen secara tahunan dibandingkan periode yang sama tahun lalu senilai Rp 45,46 triliun.

Sementara, nilai aset industri asuransi jiwa tercatat senilai Rp 620,47 triliun. Jumlah itu tumbuh 1,5 persen secara tahunan dibandingkan periode yang sama tahun lalu senilai Rp 611,52 triliun.

https://money.kompas.com/read/2024/05/29/214800826/industri-asuransi-jiwa-cetak-premi-rp-46-triliun-produk-tradisional-dominan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke