Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pertumbuhan Ekonomi Jepang Melambat

Kompas.com - 10/01/2008, 23:10 WIB

TOKYO,KAMIS - Pertumbuhan ekonomi Jepang diprediksi terus melambat akibat penurunan investasi sektor perumahan dan ketidakpastian ekonomi global.

Deputi Gubernur Bank of Japan (BoJ) Toshiro Muto, Kamis (10/1),  memberikan gambaran yang suram untuk ekonomi Jepang ke depan, namun dia menegaskan bahwa Jepang harus mempertahankan tren perbaikan bertahap dari kemungkinan perlambatan laju ekonomi secara jangka panjang.

"Laju pertumbuhan ekonomi Jepang sedang melambat, terutama karena jatuhnya investasi sektor perumahan, yang mengacu pada penurunan aktivitas konstruksi perumahan pada saat ini akibat regulasi yang lebih ketat," kata Muto, kandidat terkuat gubernur BoJ.

Ekonomi global yang melambat dan harga komoditas yang tinggi juga menahan pertumbuhan ekonomi. "Untuk saat ini ekonomi diperkirakan bakal terus melambat, tapi tampaknya akan tumbuh secara moderat setelahnya," kata Muto dalam sebuah pertemuan dengan para pelaku bisnis di Sapporo.
   
"Rantai pertumbuhan produksi, penerimaan dan belanja melemah untuk sementara, tapi kami tidak melihat kemungkinan itu akan putus," katanya.

Pertumbuhan ekonomi Jepang tercatat lebih rendah dari ekspektasi pada tahun lalu karena perlambatan aktivitas konstruksi perumahan setelah penerapan regulasi standar ketahanan gempa.

Jepang memperketat regulasi itu pada Juni setelah seorang arsitek lokal menimbulkan skandal nasional dengan membangun apartemen menggunakan bahan bangunan tiruan sehingga sangat beresiko jika terjadi gempa.

Selain itu, ada juga kekhawatiran proyeksi ekspor Jepang ke AS, setelah beberapa analis memperkirakan resesi di ekonomi terbesar di dunia itu akibat ambruknya sektor perumahan dan krisis kredit. "Sejak musim panas 2007, pasar finansial global terus fluktuatif karena masalah ’subprime mortgage AS’ dan meningkatnya ketidakpastian ekonomi dunia, terutama AS," kata Muto.
   
Sementara itu Gubernur BoJ Toshihiko Fukui, yang akan segera berakhir masa kepemimpinannya pada Maret, berulangkali mengingatkan bahaya mempertahankan suku bunga rendah. Tapi dengan perlambatan pertumbuhan, pasar finansial tampaknya tidak akan melihat adanya kenaikan suku bunga lagi dalam waktu singkat. BoJ pada tahun lalu menaikkan suku bunga untuk pertama kalinya dalam enam tahun.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ekonom: Investasi Apple dan Microsoft Bisa Jadi Peluang RI Tingkatkan Partisipasi di Rantai Pasok Global

Ekonom: Investasi Apple dan Microsoft Bisa Jadi Peluang RI Tingkatkan Partisipasi di Rantai Pasok Global

Whats New
Kemenko Perekonomian Buka Lowongan Kerja hingga 2 Mei 2024, Simak Kualifikasinya

Kemenko Perekonomian Buka Lowongan Kerja hingga 2 Mei 2024, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Gapki: Ekspor Minyak Sawit Turun 26,48 Persen Per Februari 2024

Gapki: Ekspor Minyak Sawit Turun 26,48 Persen Per Februari 2024

Whats New
MPMX Cetak Pendapatan Rp 3,9 Triliun pada Kuartal I 2024, Ini Penopangnya

MPMX Cetak Pendapatan Rp 3,9 Triliun pada Kuartal I 2024, Ini Penopangnya

Whats New
Allianz Syariah: Premi Mahal Bakal Buat Penetrasi Asuransi Stagnan

Allianz Syariah: Premi Mahal Bakal Buat Penetrasi Asuransi Stagnan

Whats New
Holding Ultra Mikro Pastikan Tak Menaikkan Bunga Kredit

Holding Ultra Mikro Pastikan Tak Menaikkan Bunga Kredit

Whats New
Menteri Teten: Warung Madura di Semua Daerah Boleh Buka 24 Jam

Menteri Teten: Warung Madura di Semua Daerah Boleh Buka 24 Jam

Whats New
Bangun Ekosistem Energi Baru di Indonesia, IBC Gandeng 7 BUMN

Bangun Ekosistem Energi Baru di Indonesia, IBC Gandeng 7 BUMN

Whats New
Apple hingga Microsoft Investasi di RI, Pengamat: Jangan Sampai Kita Hanya Dijadikan Pasar

Apple hingga Microsoft Investasi di RI, Pengamat: Jangan Sampai Kita Hanya Dijadikan Pasar

Whats New
Bank DKI Raup Laba Bersih Rp 187 Miliar pada Kuartal I 2024

Bank DKI Raup Laba Bersih Rp 187 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Mendag Zulhas Terbitkan Aturan Baru Soal Batasan Impor, Ini Rinciannya

Mendag Zulhas Terbitkan Aturan Baru Soal Batasan Impor, Ini Rinciannya

Whats New
Microsoft Komitmen Berinvestasi di RI Senilai Rp 27,54 Triliun, Buat Apa Saja?

Microsoft Komitmen Berinvestasi di RI Senilai Rp 27,54 Triliun, Buat Apa Saja?

Whats New
Allianz Syariah Tawarkan Asuransi Persiapan Warisan Keluarga Muda, Simak Manfaatnya

Allianz Syariah Tawarkan Asuransi Persiapan Warisan Keluarga Muda, Simak Manfaatnya

Whats New
Kini Beli Sepatu Impor Tak Dibatasi, Ini Penjelasan Mendag

Kini Beli Sepatu Impor Tak Dibatasi, Ini Penjelasan Mendag

Whats New
TransNusa Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

TransNusa Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com