JAKARTA,SELASA - Pasar Saham Asia Pasifik Selasa (22/1) kembali terpuruk, setelah di awal perdagangan pagi ini mayoritas dibuka melemah.
Harga-harga saham di Jepang jatuh pada awal perdagagangan. Acuan indeks turun lebih dari empat persen terpukul ke bawah batas psikologis 13.000 untuk pertama kalinya dalam 26 bulan. Indeks Nikkei-225 kehilangan 612,41 poin atau turun 4,60 persen menjadi pada 12.713,53 dalam 30 menit pertama perdagangan setelah jatuh 3,86 persen pada hari sebelumnya.
Saham-saham Singapura dibuka turun 3,95 persen pada Selasa, menyusul penurunan lebih dari enam persen sehari sebelumnya. Indeks saham-saham blue chip Straits Times Index, dibuka turun 115,01 poin pada 2.802,14 setelah jatuh 6,03 persen pada Senin dan turun di bawah level psikologis penting 3.000 poin.
Demikian juga di pasar saham di Taipei yang dibuka turun tajam. Pada pukul 9.02 waktu setempat, indeks tertimbang turun 494,81 poin atau 6,10 persen pada 7.615,39, setelah dibuka pada 7.595,17 dengan nilai perdagangan 15,47 miliar dolar Taiwan.
Di Korea Selatan penurunan juga terjadi meneruskan pelemahan besar sehari sebelumnya, sehingga indeks utama KOSPI jatuh ke posisi terendah delapan bulan.
Pada pukul 9.32 waktu setempat (0032 GMT), indeks KOSPI turun 61,24 poin atau 3,6 persen pada 1.622,32, menambah penurunan tiga persen pada Senin.
Sementara di Australia untuk kali ke-12 pasar saham anjlok karena para investor masih mencemaskan tentang kemungkinan kejatuhan Wall Street ketika pasar AS buka kembali. Kekhawatiran mereka bertambah setelah pasar Eropa tadi malam mencatat penurunan terbesar mereka sejak serangan teroris 11 September di AS, di tengah kekhawatiran terhadap resesi di AS.
Pada pukul 10.20 waktu setempat (2320 GMT), indeks S&P/ASX 200 turun 172,8 poin atau 3,1 persen pada 5.407,6 sementara indeks All Ordinaries turun 187,9 poin atau 3,3 persen pada 5.443,0.
Saham-saham berjatuhan di seluruh dunia pada Senin, dengan pasar-pasar di Eropa menderita penurunan satu hari terbesar sejak serangan 11 September di AS. Para dealer mengatakan rencana utama baru oleh Presiden George W. Bush untuk mencegah sebuah resesi di AS tidak cukup untuk menutup arus berita buruk dari bank-bank akibat krisis di pasar perumahan Amerika. Pasar-pasar global "dalam sebuah rantai rekasi trurun," kata Hiroichi Nishi, seorang pialang Nikko Cordial Securities.
"Kekhawatiran bahwa ekonomi AS akan tergelincir ke dalam sebuah resesi telah berkembang memicu kecemasan terhadap ekonomi global," kata dia.
Pasar-pasar AS sendiri Senin (21/1) waktu setempat, tutup untuk libur perayaan Martin Luther King. (AFP/ANT/EDJ)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.