Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Putra Priyadi, Langganan Menu Stroberi Istana

Kompas.com - 19/03/2008, 08:22 WIB

Putra bahkan pernah mengalami peristiwa memalu?kan. Saat tamu datang pas lagi hujan, tiba-tiba seekor kucing jatuh langsung dari atap menimpa meja pengunjung. "Saya malu sekali. Untungnya pengunjung bisa memaklumi kondisi yang ada," katanya.

Tak heran, setiap akan menutup warung, Putra selalu menangisi kondisi usahanya. Baru buka, pengunjungnya sepi. “Kalau berbicara kesedih?an, saya tiap malam menangis dan berteriak keras saking stres. Orangtua marah-marah karena membuka usaha tanpa memikirkan resikonya,” kenangnya.

Untungnya, keluarga Putra tetap menyemangati. Mereka tidak mematahkan semangat Putra untuk jadi pengusaha.


Kafenya Bermenu Serba Stroberi

Putra memindahkan usahanya di tempat baru yang lebih layak. Ia membuat strategi pemasaran menarik seperti menyediakan berbagai permainan di Cafe Strawberry. Dipadu dengan layanan yang simpatik, pengunjung jadi puas dan betah berlama-lama di kafe milik Putra. Kepuasan pengunjung ini menjadi cara promosi paling efektif.

Lantaran tak tahan dengan kendala banjir dan lokasi yang kurang strategis, menjelang dua tahun masa kontrak tempat Waroeng Strawberry, Putra Priyadi nekat mencari tempat baru yang bebas banjir. Akhirnya, ia menemukan satu ruko yang lokasinya masih di kawasan Tanjung Duren. Ia menyewa tempat seluas 250 meter persegi itu dengan tarif Rp 5 juta per bulan.

Belajar dari pengalaman sebelumnya, Putra merancang ulang strategi usahanya. Nama Waroeng Strawberry ia ganti dengan Cafe Strawberry agar lebih mentereng. Lantas, selain menggarap menu, Putra juga mulai menggarap ulang konsep kafe yang ingin ia tampilkan pada penikmat stroberi.

Salah satu cara Putra menarik konsumen adalah mengeluarkan berbagai koleksi mainan dari berbagai negara. Mainan itu ia taruh di tiap meja. Harapannya, sambil menikmati menu stroberi, para tamu bisa sekalian main kartu, congklak, monopoli, halma, karambol, ular tangga, scrabble, kartu remi, gaple, kutak-katik kotak, dan masih banyak lagi. "Tamu datang ke sini, kan, cari sesuatu yang baru dan seru," jelasnya.

Ide menyajikan berbagai permainan kepada pengunjung ini muncul lantaran Putra sendiri sejak kecil gemar bermain beragam jenis mainan tradisional. "Dulu saya paling suka main congklak dan kartu. Karena tidak terpakai, sengaja saya taruh di meja pengunjung," ujarnya.

Respon pengunjung atas ide ini cukup positif. Terbukti, beberapa kali Putra harus mengisi ulang biji congklak lantaran terus berkurang. Entah hilang atau kebawa pulang buat kenang-kenangan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com