Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Malaysia Pesan 1.500 TKI dari NTB

Kompas.com - 04/11/2008, 10:33 WIB

MATARAM, SELASA — Malaysia tahun 2008 memerlukan sebanyak 1.500 orang tenaga kerja Indonesia (TKI) melalui PT Ameastara Raya yang berkantor pusat di Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB).
     
Direktur Utama PT Ameastara Raya NTB Ir Lilik Madiyono kepada wartawan di Mataram, Selasa (4/11), mengatakan, realisasi pengiriman telah mencapai 800 orang atau lebih dari 50 persen.
     
Menurut rencana, pada November 2008 akan dikirim kembali sebanyak 300 calon TKI dan sisisanya akan rampung pada Desember 2008.
     
Dalam pengiriman calon TKI ke Malaysia, pihaknya dipercaya sebagai pilot project Kupedes BRI Mataram dalam membiayai calon TKI ke Malaysia dengan jumlah calon TKI yang tidak terbatas.
     
Pemberangkatan perdana calon TKI yang dibiayai BRI dilakukan pada Agustus 2008 sebanyak 200 orang dan kini segera menyusul 300 orang.
     
Para calon TKI yang medapat bantuan biaya pemberangkatan harus melalui seleksi karena yang bertangung jawab terhadap hutang calon TKI bukan hanya TKI-nya, tetapi juga perusahaan.
    
Untuk itu sebelum bantuan diberikan harus ada persetujuan dari keluarga, kantor desa tempat calon TKI berdomisili, dan ada surat perjanjian sanggup potong gaji.
     
Bantuan BRI bagi calon TKI tersebut sangat besar manfaatnya bagi TKI karena bunganya sangat kecil, sekitar 2 persen, dan ini akan dapat menekan para lintah darat yang biasanya meminjamkan uang kepada calon TKI dengan bunga tinggi.
     
"Menurut kebiasaan, calon TKI meminjam uang kepada tenaga kerja untuk biaya pemberangkatan dengan bunga dua kali lipat, misalnya meminjan Rp 2 juta harus kembali Rp 2 juta demikian seterusnya," kata Lilik.
      
Data dari Dinas Tenaga Kerja NTB menyebutkan, minat masyarakat untuk bekerja ke luar negeri cukup besar, hal ini terlihat dari jumlan calon TKI yang berangkat setiap tahun lebih dari 30.000 orang.
     
Puluhan ribu calon TKI yang bekerja di luar negeri berkontribusi terhadap ekonomi keluarga di daerah mereka. Hal ini terbukti dengan jumlah uang yang dikirim ke keluarganya di NTB lebih dari Rp 2 miliar per hari.
      
Calon TKI NTB bekerja di luar negeri antara lain di perkebunan kelapa sawit, pabrik, penjaga toko, tukang, dan pembantu rumah tangga.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pengusaha Korea Jajaki Kerja Sama Kota Cerdas di Indonesia

Pengusaha Korea Jajaki Kerja Sama Kota Cerdas di Indonesia

Whats New
Menko Airlangga Siapkan Pengadaan Susu untuk Program Makan Siang Gratis Prabowo

Menko Airlangga Siapkan Pengadaan Susu untuk Program Makan Siang Gratis Prabowo

Whats New
Enzy Storia Keluhkan Bea Masuk Tas, Stafsus Sri Mulyani: Kami Mohon Maaf

Enzy Storia Keluhkan Bea Masuk Tas, Stafsus Sri Mulyani: Kami Mohon Maaf

Whats New
Waskita Karya Optimistis Tingkatkan Pertumbuhan Jangka Panjang

Waskita Karya Optimistis Tingkatkan Pertumbuhan Jangka Panjang

Whats New
Apresiasi Karyawan Tingkatkan Keamanan dan Kenyamanan di Lingkungan Kerja

Apresiasi Karyawan Tingkatkan Keamanan dan Kenyamanan di Lingkungan Kerja

Whats New
Potensi Devisa Haji dan Umrah Capai Rp 200 Triliun, Menag Konsultasi dengan Sri Mulyani

Potensi Devisa Haji dan Umrah Capai Rp 200 Triliun, Menag Konsultasi dengan Sri Mulyani

Whats New
Kartu Prakerja Gelombang 68 Sudah Dibuka, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Kartu Prakerja Gelombang 68 Sudah Dibuka, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Whats New
MARK Tambah Jajaran Direksi dan Umumkan Pembagian Dividen

MARK Tambah Jajaran Direksi dan Umumkan Pembagian Dividen

Whats New
Miliki Risiko Kecelakaan Tinggi, Bagaimana Penerapan K3 di Lingkungan Smelter Nikel?

Miliki Risiko Kecelakaan Tinggi, Bagaimana Penerapan K3 di Lingkungan Smelter Nikel?

Whats New
Pemerintah Akan Revisi Aturan Penyaluran Bantuan Pangan

Pemerintah Akan Revisi Aturan Penyaluran Bantuan Pangan

Whats New
Kolaborasi Pentahelix Penting dalam Upaya Pengelolaan Sampah di Indonesia

Kolaborasi Pentahelix Penting dalam Upaya Pengelolaan Sampah di Indonesia

Whats New
Menteri Teten Ungkap Alasan Kewajiban Sertifikat Halal UMKM Ditunda

Menteri Teten Ungkap Alasan Kewajiban Sertifikat Halal UMKM Ditunda

Whats New
Viral Video Petani Menangis, Bulog Bantah Harga Jagung Anjlok

Viral Video Petani Menangis, Bulog Bantah Harga Jagung Anjlok

Whats New
9,9 Juta Gen Z Indonesia Tidak Bekerja dan Tidak Sekolah

9,9 Juta Gen Z Indonesia Tidak Bekerja dan Tidak Sekolah

Whats New
Rombak Direksi ID Food, Erick Thohir Tunjuk Sis Apik Wijayanto Jadi Dirut

Rombak Direksi ID Food, Erick Thohir Tunjuk Sis Apik Wijayanto Jadi Dirut

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com