JAKARTA, JUMAT — Sebagian aset negara di kawasan Gelora Bung Karno (GBK) akan dijadikan jaminan atau underlying asset untuk penerbitan Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) atau sukuk pada 2009.
"Pada 2009 GBK siap dijadikan underlying asset jika aset yang dimiliki Depkeu di seluruh Indonesia habis terpakai," kata Direktur SBSN Ditjen Pengelolaan Utang Depkeu Dahlan Siamat di Jakarta, Jumat (12/12).
Keseluruhan nilai aset negara di Kompleks GBK yang saat ini dikelola di bawah Setneg bernilai sekitar Rp 51 triliun. Namun, tidak semua aset yang ada di GBK tersebut bisa dijadikan jaminan untuk penerbitan sukuk karena pertimbangan syariah, katanya pada acara Investor Gathering di Gedung AA Maramis Depkeu.
"Dari nilai sebesar Rp 51 triliun tersebut, mungkin hanya bisa digunakan sekitar Rp 28 triliun karena tidak semuanya aset negara di GBK memenuhi syariah compliance," katanya.
Ia mencontohkan, ada hotel atau restoran di kawasan itu yang masih menyediakan minuman beralkohol dan sebagainya. Pemerintah pada 2008 merencanakan penerbitan sukuk dengan underlying aset negara yang nilainya mencapai sekitar Rp18 triliun.
Namun, dari jumlah itu baru terpakai sekitar Rp 4 triliun ketika menerbitkan sukuk perdana di pasar domestik pada Agustus 2008.
Sisa dari total underlying asset belum tentu semuanya akan terpakai pada saat penerbitan sukuk berikutnya, termasuk penerbitan sukuk internasional karena penerbitan sukuk akan didasarkan kepada kebutuhan anggaran dan kondisi pasar. (XVD dari Antara)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.