Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Asal Iklim Bisnis Pasti, Pengusaha Bakal Hindari Suap

Kompas.com - 16/02/2009, 12:51 WIB

JAKARTA, SELASA — Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Djimanto mengatakan, para pengusaha akan bisa menghindari perilaku suap bila terdapat kepastian dalam iklim bisnis di Indonesia.

"Jika iklim dan suasana berbisnis certain (pasti), maka pelaku usaha lebih memilih berlaku hemat dengan menghindari suap," kata Djimanto dalam diskusi bertajuk Suap, Keharusan bagi Pelaku Usaha di Jakarta, Senin (16/2).
    
Menurut dia, Apindo selalu memberi pemahaman bahwa ketangguhan entitas bisnis secara fundamental terletak antara lain dari segi fair business. Namun, ujar dia, sebelum ada kepastian maka pengusaha dapat terpaksa untuk "melicinkan" urusannya bila berhadapan dengan berbagai dilema suap yang dihadapi pengusaha.

Ia memaparkan, beragam dilema tersebut antara lain memenuhi komitmen kepada pembeli atau melakukan good corporate governance, dan memilih rugi sedikit atau rugi banyak.

Djimanto mencontohkan, seorang pengusaha pernah terpaksa mengeluarkan uang Rp 5 juta untuk seorang pejabat publik agar gerbong barang kereta berisi ikan segar senilai Rp 500 juta yang tersangkut di suatu stasiun dapat dilepaskan agar tiba dengan cepat di Jakarta dari tempat asalnya di Cilacap.

Pengusaha tersebut, lanjutnya, terpaksa menyuap karena memperhitungkan antara kerugian Rp 5 juta untuk membayar pejabat dan kerugian Rp 500 juta bila ikannya tidak laku dijual karena tidak lagi segar.

Sementara itu, pembicara lainnya, pengacara Rahmat Soemadipradja,  mengatakan, upaya pemberantasan korupsi harus diselaraskan dengan target pemulihan iklim usaha dan investasi karena tingkat suap yang tinggi menciptakan ekonomi biaya tinggi.

"Apabila upaya pemberantasan korupsi tidak dilaksanakan secara optimal, Indonesia akan kehilangan daya saing ekonominya dalam percaturan ekonomi global," kata Rahmat.

Adapun Ketua Dewan Pengurus LSM Transparency International Indonesia Todung Mulya Lubis mengemukakan, suap dalam berbisnis masih kerap ditemui antara lain dalam bidang licensing "B" (memperoleh izin usaha), pelayanan publik, perolehan kontrak melalui proses tender, dan putusan hukum di pengadilan.

Wakil Ketua KPK Bidang Pencegahan M Jasin mengatakan, maraknya praktik suap di Indonesia mencerminkan kebobrokan sistem tata pemerintahan. "Perjuangan melawan budaya suap masih panjang, dan harus berlandaskan pembenahan sistem yang luas dan komprehensif," katanya.
    
Jasin juga memaparkan, KPK melawan budaya suap melalui strategi penindakan shock therapy dan mencegah korupsi melalui perombakan sistem sebagai strategi jangka panjang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Punya Peta Jalan, Industri BPR Hadapi 3 Tantangan Struktural

Punya Peta Jalan, Industri BPR Hadapi 3 Tantangan Struktural

Whats New
Kemenperin Bantah Kemendag soal Terbitkan 'Pertek' Lamban,: Paling Lama 5 Hari

Kemenperin Bantah Kemendag soal Terbitkan "Pertek" Lamban,: Paling Lama 5 Hari

Whats New
[POPULER MONEY] Cara Cek Formasi CPNS 2024 di SSCASN | Prabowo soal Anggaran Makan Siang Gratis

[POPULER MONEY] Cara Cek Formasi CPNS 2024 di SSCASN | Prabowo soal Anggaran Makan Siang Gratis

Whats New
Insiden Pesawat Haji Terbakar, Bos Garuda: 'Confirm' Disebabkan Internal 'Engine'

Insiden Pesawat Haji Terbakar, Bos Garuda: "Confirm" Disebabkan Internal "Engine"

Whats New
Cara Bayar Shopee lewat ATM BRI dan BRImo dengan Mudah

Cara Bayar Shopee lewat ATM BRI dan BRImo dengan Mudah

Spend Smart
Apa yang Dimaksud dengan Inflasi dan Deflasi?

Apa yang Dimaksud dengan Inflasi dan Deflasi?

Earn Smart
Gampang Cara Cek Mutasi Rekening lewat myBCA

Gampang Cara Cek Mutasi Rekening lewat myBCA

Spend Smart
Penurunan Yield Obligasi Tenor 10 Tahun Indonesia Berpotensi Tertahan

Penurunan Yield Obligasi Tenor 10 Tahun Indonesia Berpotensi Tertahan

Whats New
Gaji ke-13 untuk Pensiunan Cair Mulai 3 Juni 2024

Gaji ke-13 untuk Pensiunan Cair Mulai 3 Juni 2024

Whats New
Masuk ke Beberapa Indeks Saham Syariah, Elnusa Terus Tingkatkan Transparansi Kinerja

Masuk ke Beberapa Indeks Saham Syariah, Elnusa Terus Tingkatkan Transparansi Kinerja

Whats New
Pesawat Haji Boeing 747-400 Di-'grounded' Pasca-insiden Terbakar, Garuda Siapkan 2 Armada Pengganti

Pesawat Haji Boeing 747-400 Di-"grounded" Pasca-insiden Terbakar, Garuda Siapkan 2 Armada Pengganti

Whats New
ASDP Terus Tingkatkan Peran Perempuan pada Posisi Tertinggi Manajemen

ASDP Terus Tingkatkan Peran Perempuan pada Posisi Tertinggi Manajemen

Whats New
Jaga Loyalitas Pelanggan, Pemilik Bisnis Online Bisa Pakai Strategi IYU

Jaga Loyalitas Pelanggan, Pemilik Bisnis Online Bisa Pakai Strategi IYU

Whats New
Bulog Targetkan Serap Beras Petani 600.000 Ton hingga Akhir Mei 2024

Bulog Targetkan Serap Beras Petani 600.000 Ton hingga Akhir Mei 2024

Whats New
ShariaCoin Edukasi Keuangan Keluarga dengan Tabungan Emas Syariah

ShariaCoin Edukasi Keuangan Keluarga dengan Tabungan Emas Syariah

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com