Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Libatkan Produksi Domestik di Proyek 10.000 MW Tahap Dua

Kompas.com - 16/03/2009, 21:06 WIB

SURABAYA, KOMPAS.com - Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Muhammad Lutfi, menyatakan, proyek pembangkit listrik 10.000 megawatt (MW) tahap II wajib melibatkan produksi domestik, karena sekitar 90 persen proyek 10.000 MW tahap I dikontribusi oleh produksi asing.
   
"Kami ingin dalam pengadaan proyek 10.000 MW tahap II akan ada produk Indonesia yang terlibat," katanya, di PT Alstom Power Energy System Indonesia (PT Alstom ESI), di Surabaya, Senin (16/3). 
   
Jika ada permasalahan dengan kebijakan fiskal seperti pajak bea masuk yang terlalu tinggi, katanya, BKPM akan mengubahnya. Hal itu agar produk tersebut bisa lebih kompetitif dibandingkan produk luar. "Kami sangat menyayangkan, mengapa tidak ada produksi lokal yang berpartisipasi dalam proyek 10.000 MW tahap I," katanya.
   
Menurut dia, pabrik ini memiliki fasilitas kelas dunia dan memproduksi alat-alat pembangkit listrik seperti "boiler" yang bertuliskan "Actual Country of Origin" dan akan dikirim ke Australia dalam waktu dekat.
   
"Melihat hasil produksi tersebut, kami menilai pabrik ini memiliki potensi tinggi untuk memasok pasar internasional. Untuk itu, kami yakin PT Alstom ESI dapat berpartisipasi lebih dalam proyek 10.000 MW tahap II," katanya.
   
Ia menambahkan, ada permasalahan mendasar mengapa produksi domestik tidak ikut dalam proyek tahap I. Permasalahan itu, terkait pendanaan dan pengadaaan proyek 90 persen dari 10.000 MW tahap I yang disumbang oleh China.  "Tak heran, jika hampir seluruh bahan baku didatangkan dari China. Sampai sekarang, rata-rata progress pengerjaan proyek tersebut mencapai sekitar 37 persen," katanya.
   
Di sisi lain, mengenai keluhan pengusaha yang menggunakan bahan baku impor dengan harga lebih tinggi, lanjut dia, karena pajak masuk bahan baku mencapai 15 persen, sedangkan pajak impor barang jadi selama ini hanya 5 persen.
   
"Solusi masalah ini adalah dengan menetapkan kebijakan yang memiliki harmonisasi. Artinya, tidak lagi mengirimkan produk berbahan mentah ke pembeli asing, tetapi mulai memasok barang setengah jadi," katanya. 
   

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

IHSG Diperkirakan Melemah Hari Ini, Simak Anlisis dan Rekomendasi Sahamnya

IHSG Diperkirakan Melemah Hari Ini, Simak Anlisis dan Rekomendasi Sahamnya

Whats New
5 Cara Tarik Tunai DANA di Alfamart, IndoMaret, dan ATM

5 Cara Tarik Tunai DANA di Alfamart, IndoMaret, dan ATM

Spend Smart
Hari Buruh dan Refleksi Ketimpangan Gender

Hari Buruh dan Refleksi Ketimpangan Gender

Whats New
Punya Aset Rp 224,66 Triliun, LPS Siap Jamin Klaim Simpanan Bank Tutup

Punya Aset Rp 224,66 Triliun, LPS Siap Jamin Klaim Simpanan Bank Tutup

Whats New
Tak Lagi Khawatir Lupa Bawa Uang Tunai Berbelanja di Kawasan Wisata Samosir

Tak Lagi Khawatir Lupa Bawa Uang Tunai Berbelanja di Kawasan Wisata Samosir

Whats New
Info Limit Tarik Tunai BCA Sesuai Jenis Kartu ATM Lengkap

Info Limit Tarik Tunai BCA Sesuai Jenis Kartu ATM Lengkap

Spend Smart
3 Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu BCA, Penting saat Lupa Bawa di ATM

3 Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu BCA, Penting saat Lupa Bawa di ATM

Earn Smart
[POPULER MONEY] Serikat Pekerja Tuntut Naik Upah, Menaker Balik Tuntut Kenaikan Kompetensi | Luhut Janji Microsoft Tak Akan Menyesal Investasi Rp 27,6 Triliun di Indonesia

[POPULER MONEY] Serikat Pekerja Tuntut Naik Upah, Menaker Balik Tuntut Kenaikan Kompetensi | Luhut Janji Microsoft Tak Akan Menyesal Investasi Rp 27,6 Triliun di Indonesia

Whats New
Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Spend Smart
Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Whats New
Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Whats New
Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Whats New
Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi 'Feeder' bagi Malaysia dan Singapura

Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi "Feeder" bagi Malaysia dan Singapura

Whats New
Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Whats New
Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com