Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BI: Tahun 2008 Peredaran Uang Palsu Turun

Kompas.com - 14/04/2009, 09:39 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Bank Indonesia (BI) mengklaim peredaran uang palsu di Indonesia makin kecil. Pernyataan ini berdasarkan temuan uang palsu tahun lalu. Rasionya adalah satu juta lembar uang asli berbanding 9 lembar uang palsu.

Deputi Direktur Peredaran Uang BI Adnan Djuanda pekan lalu bilang, peredaran uang palsu di tahun 2005 dan 2006 jauh lebih tinggi dibanding 2008. Di tahun 2005-2006, rasio peredaran uang palsu hingga 16 lembar uang palsu per 1 juta lembar uang asli.

BI sendiri menyiapkan berbagai jurus untuk menekan peredaran uang palsu. Caranya seperti mengganti emisi beberapa jenis uang kertas. Misalnya, menarik beberapa jenis uang kertas sekaligus yakni pecahan Rp 5.000, Rp 10.000, Rp 20.000, Rp 50.000, dan Rp 100.000. Kebetulan, uang yang ditarik ini semuanya ditandatangani oleh Gubernur BI yang lama, yakni Burhanuddin Abdullah.

Adnan mengaku penarikan lima jenis pecahan uang itu sudah menjadi agenda BI secara periodik. Setiap ada Gubernur BI yang baru, maka yang bersangkutan akan meneken uang baru.

Adnan membantah kalau ada anggapan penarikan uang yang diteken Burhanuddin Abdullah karena yang bersangkutan menjadi terpidana korupsi. "Sama sekali tidak berkaitan degnan kasus Burhanuddin," tegasnya.

Penarikan uang emisi Burhanuddin dilakukan secara bertahap. BI tidak menariknya sekaligus dari masyarakat. Pasalnya, hal itu terkait dengan biaya pencetakan uang sebagai ganti uang yang ditarik. "Kalau menarik sekaligus ongkosnya mahal," ujar Adnan. (Andri Indradie/Kontan)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com