Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rupiah Perkasa, Dollar AS di Bawah Rp 10.500

Kompas.com - 04/05/2009, 16:41 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Kurs rupiah terhadap dollar AS di pasar spot antarbank Jakarta, Senin (4/5) sore naik 95 poin menjadi Rp 10.490-Rp 10.500 per dollar AS dibanding penutupan akhir pekan lalu Rp 10.585-Rp 10.595 per dollar AS karena aksi beli rupiah masih ramai.
     
Direktur Retail Banking PT Bank Mega Tbk Kostaman Thayib di Jakarta, Senin, mengatakan, sentimen positif pasar tetap tinggi sehingga mendorong rupiah menguat hingga di bawah angka Rp 10.500 per dollar AS.

"Masuknya dana asing ke pasar modal merupakan faktor utama yang mendorong rupiah terus menguat yang diperkirakan akan berlanjut pada esok hari," katanya.

Apabila faktor positif itu berlanjut, menurut dia, maka rupiah akan dapat berada di angka Rp 10.400 per dollar AS karena peluang ke arah sana cukup besar. "Kami optimistis rupiah pada keesokan hari akan dapat mencapai angka Rp 10.400 per dollar AS karena aksi beli rupiah masih berlanjut," ucapnya.

Ia mengatakan, rupiah pada pagi hari sempat mencapai Rp 10.465 per dollar AS. Namun, posisi itu tidak berlangsung lama karena pelaku pasar mulai mencoba melakukan aksi lepas.
     
Namun, pelaku pasar melihat masuknya dana asing ke pasar modal, yang makin meningkat, kembali membeli rupiah sehingga mata uang Indonesia tetap di bawah angka Rp 10.500 per dollar AS. "Rupiah memang berpeluang untuk bisa menguat hingga menjauhi angka Rp 10.500 per dollar," tuturnya.
     
Menurut Kostaman Thayib, dana asing yang masuk ke pasar domestik berasal dari berbagai investor, seperti Asia, Eropa, dan Amerika bahkan Timur Tengah yang diperkirakan akan terus memicu rupiah menguat karena minat untuk melakukan investasi dalam jangka pendek sangat besar.

"Namun, rupiah dinilai merupakan mata uang yang mudah terbawa arus. Apabila ada isu negatif maka akan terkoreksi harga," katanya.

Karena itu, dia melanjutkan, Bank Indonesia (BI) diharapkan dapat menjaga mata uang lokal itu agar tidak mudah goyah, meski sulit karena itu tergantung dari supply and demand. "Apabila permintaan pasar dapat dipenuhi maka rupiah akan stabil. Namun sebaliknya, apabila suplai kurang dapat memenuhi permintaan, maka rupiah akan terkoreksi," ucapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pesan Luhut ke Prabowo: Jangan Bawa Orang-orang 'Toxic' ke Dalam Pemerintah Anda

Pesan Luhut ke Prabowo: Jangan Bawa Orang-orang "Toxic" ke Dalam Pemerintah Anda

Whats New
Barang Bawaan Pribadi dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi, Ini Pesan Bea Cukai ke Jastiper

Barang Bawaan Pribadi dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi, Ini Pesan Bea Cukai ke Jastiper

Whats New
Bangun Pemahaman Kripto di Tanah Air, Aspakrindo dan ABI Gelar Bulan Literasi Kripto 2024

Bangun Pemahaman Kripto di Tanah Air, Aspakrindo dan ABI Gelar Bulan Literasi Kripto 2024

Rilis
Terbitkan Permentan Nomor 1 Tahun 2024, Mentan Pastikan Pupuk Subsidi Tepat Sasaran

Terbitkan Permentan Nomor 1 Tahun 2024, Mentan Pastikan Pupuk Subsidi Tepat Sasaran

Whats New
Resmi Kuasai 100 Persen Saham Bank Commonwealth, OCBC NISP Targetkan Proses Merger Selesai Tahun Ini

Resmi Kuasai 100 Persen Saham Bank Commonwealth, OCBC NISP Targetkan Proses Merger Selesai Tahun Ini

Whats New
Sucor Sekuritas Ajak Masyarakat Belajar Investasi lewat Kompetisi 'Trading'

Sucor Sekuritas Ajak Masyarakat Belajar Investasi lewat Kompetisi "Trading"

Earn Smart
Kunker di Jateng, Plt Sekjen Kementan Dukung Optimalisasi Lahan Tadah Hujan lewat Pompanisasi

Kunker di Jateng, Plt Sekjen Kementan Dukung Optimalisasi Lahan Tadah Hujan lewat Pompanisasi

Whats New
Sudah Masuk Musim Panen Raya, Impor Beras Tetap Jalan?

Sudah Masuk Musim Panen Raya, Impor Beras Tetap Jalan?

Whats New
Bank Sentral Eropa Bakal Pangkas Suku Bunga, Apa Pertimbangannya?

Bank Sentral Eropa Bakal Pangkas Suku Bunga, Apa Pertimbangannya?

Whats New
Pasokan Gas Alami 'Natural Decline', Ini Strategi PGN Jaga Distribusi

Pasokan Gas Alami "Natural Decline", Ini Strategi PGN Jaga Distribusi

Whats New
BTN Pastikan Dana Nasabah Tidak Hilang

BTN Pastikan Dana Nasabah Tidak Hilang

Whats New
Kartu Prakerja Gelombang 67 Resmi Dibuka, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Kartu Prakerja Gelombang 67 Resmi Dibuka, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Work Smart
Peringati Hari Buruh, SP PLN Soroti soal Keselamatan Kerja hingga Transisi Energi

Peringati Hari Buruh, SP PLN Soroti soal Keselamatan Kerja hingga Transisi Energi

Whats New
Cara Pasang Listrik Baru melalui PLN Mobile

Cara Pasang Listrik Baru melalui PLN Mobile

Work Smart
Bicara soal Pengganti Pertalite, Luhut Sebut Sedang Hitung Subsidi untuk BBM Bioetanol

Bicara soal Pengganti Pertalite, Luhut Sebut Sedang Hitung Subsidi untuk BBM Bioetanol

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com