Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tarjo, dari "Cleaning Service" Jadi Juragan Ikan Bakar

Kompas.com - 21/05/2009, 11:38 WIB

Lagi-lagi karena tak betah, Sutarjo banting setir menjadi pedagang sayur keliling. “Jadi, pagi saya dagang sayur, dan siang hari jualan minuman ringan. Kalau malam buka warung makan dan menjual rokok,” ujar suami Triati ini.

Di sinilah titik balik nasib Sutarjo bermula. Pada 1997, Sutarjo, istri, dan seorang anaknya merintis usaha warung makan. Menu utamanya ikan bakar. Alasannya, kebanyakan orang hanya menjual ikan goreng. “Saya punya bumbu ikan bakar khas yang saya dapat di Pacitan,” kata Sutarjo.

Bermodalkan uang Rp 20.000 dan alat bakar dari kaleng bekas kue kering, Sutarjo memulai bisnis warung ikan bakar. Hasilnya, ikan bakar racikan Sutarjo cocok di lidah pengunjung warung. Ia pun makin serius berjualan sehingga keuntungan kian menebal. Dengan tabungan hasil berjualan, Sutarjo membeli tanah seharga Rp 250 juta. Di atas tanah itu, dia mengembangkan usaha lebih lanjut. Buah ketekunan dan keuletan lelaki berkumis tebal ini semakin lebat.

Tengok saja. Ikan bakar dengan bumbu ndeso-nya mampu menyihir penikmat ikan bakar. “Sampai sekarang, pelanggan terus bertambah,” ujar Sutarjo. Alhasil, dalam sebulan, Sutarjo mampu mengantongi omzet Rp 250 juta lewat kedai yang berukuran tak lebih dari 36 meter persegi itu.

Maklum, selain melayani pembeli yang datang langsung, Sutarjo juga melayani pesanan ikan bakar. Hampir setiap hari ratusan ekor ikan bakar ia kirim ke kantor Badan Pemeriksa Keuangan, DPR, Gramedia, Bank Permata, dan lain-lain.

Penghasilan Sutarjo kian bertambah lantaran sejak pertengahan 2008 ia juga beternak tokek dan membantu saudaranya memasarkan rumput laut. “Bisnis tokek sangat menjanjikan. Peminat tokek kebanyakan orang Korea,” kata Sutarjo.

Dari enam ekor tokek berbobot 3 ons sampai 5 ons, Sutarjo biasa mengantongi jutaan rupiah. Padahal, di rumahnya, Sutarjo memiara sekitar 600 tokek berbagai ukuran.

Enggan memusingkan pembukuan

Kedai ikan bakar Tarjo memang kesohor. Pejabat hingga artis sering menyambangi warung ini. Wajar jika banyak orang yang berminat bekerja sama dengan Sutarjo, sang empunya warung.

Beberapa orang memang sempat bekerja sama dengan Sutarjo membuka kedai ikan bakar Tarjo. Namun, karena suatu hal, Sutarjo menyetop kerja sama tersebut. Sekarang, selain di Jakarta, kedai ikan bakar Tarjo yang masih bertahan hanya yang berlokasi di Tanjung Pinang, Kepulauan Riau, milik seorang pejabat pemerintah di sana.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com