Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hati-hati... Emas Berpotensi Terkoreksi

Kompas.com - 09/09/2009, 08:47 WIB

KOMPAS.com — Emas akhirnya menembus level 1.000 dollar AS per troy ounce, kali pertama sejak Februari 2009. Setelah dalam beberapa bulan cenderung bergerak stabil di atas 900 dollar AS per troy ounce. Faktor pendorong dari harga emas adalah lemahnya nilai tukar dollar AS, kekhawatiran pada kesinambungan pemulihan ekonomi global dan masalah inflasi di kemudian hari.

Apakah pemulihan ekonomi dapat bertahan atau tidak, hal itu masih menjadi pertanyaan besar saat ini, mengingat masih banyak “PR” yang harus dikerjakan oleh negara maju. Situasi ini mendorong pelaku pasar mencari investasi yang lebih aman, yaitu membeli emas.

Dollar AS yang masih diragukan kekuatannya, terkait masalah defisit yang begitu besar di AS; suku bunga yang masih bertahan mendekati nol persen; dan membaiknya fundamental ekonomi lebih mendorong pelaku pasar memburu aset berisiko. Pelemahan dollar AS positif bagi harga emas.

Inflasi jelas mengkhawatirkan karena nilai investasi akan tergerus. Jumlah uang yang sudah dikucurkan di pasar keuangan sangat besar, dikhawatirkan ini akan memicu terjadinya inflasi di kemudian hari. Maka untuk memproteksi investasi, pelaku pasar mengoleksi emas yang harganya cenderung stabil.

Nah, apakah emas akan terus merangkak naik? Dari segi harga, emas sudah cukup mahal. Pelaku pasar akan mempertimbangkan risiko membeli pada kisaran harga di 1.000 dollar AS. Dengan demikian, pelaku pasar akan mulai memikirkan aksi jual di level ini.

Kemudian, dari sisi teknikal, ada pola sama yang terjadi dua kali. Emas—yang sudah berada di level kisaran 1.000 dollar AS—tidak bertahan lama, mengalami koreksi (lebih jelas lihat di chart). Jadi, dari segi harga dan teknikal, emas berpotensi mengalami koreksi.  (JG/Head of Research and Analyst PT.Monex Investindo Futures)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com