Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Butuh Rp 130 Triliun untuk Stop Impor BBM

Kompas.com - 04/11/2009, 09:51 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com -  Tampaknya, Indonesia masih harus mengimpor bahan bakar minyak (BBM) lebih lama lagi. Soalnya, rencana pemerintah untuk membangun kilang baru dan meningkatkan kapasitas kilang milik Pertamina membutuhkan dana yang sangat besar.

Pemerintah berencana membangun 2 kilang penyulingan BBM, yakni Kilang Bojanegara di Banten dan Kilang Tuban di Jawa Timur. Pemerintah juga berencana meningkatkan kapasitas Kilang Balongan di Jawa Barat. Masalahnya, untuk membiayai ketiga proyek itu, pemerintah membutuhkan dana yang lumayan besar, sekitar 13 miliar dollar AS atau sekitar Rp 130 triliun.

Direktur Jenderal Minyak dan Gas (Migas) Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Evita Herawati Legowo mengungkapkan, Pertamina masih terus mencari pinjaman dari perbankan dalam dan luar negeri serta menjajaki kerjasama dengan calon investor asing yang mau ikut urunan dana. "Prosesnya sedang berjalan," kata dia.

Untuk Kilang Bojanegara, konsorsium masih mencari investor baru. Soalnya, calon investor dari Korea Selatan STX Pan Ocean Co Ltd meminta porsi kepemilikan 40 persen. Padahal, Pertamina ingin menjadi mayoritas.

Akibatnya, jadwal penyelesaian proyek molor dari target semula tahun 2013. Direktur Utama Banten Bay Refinery Rudi Radjab bilang, karena salah satu calon investor mundur perusahaan yang ia pimpin harus mencari alternatif pendanaan baru sebesar 2,8 miliar dollar AS atau sekitar 70 persen dari total investasi 4 miliar dollar AS.

Adapun untuk meningkatkan kapasitas Kilang Balongan, Pertamina akan membangun satu unit penyulingan minyak mentah atau crude distillation untuk menambah kapasitas produksi.

Selain memperbesar kapasitas, menurut Direktur Pengolahan Pertamina Rukmi Hadi Hartini, perusahaan tambang pelat merah itu juga akan memodifikasi kilang tersebut agar bisa menghemat biaya pengilangan minyak.

Pemerintah juga sedang mencari pasokan minyak baru yang kualitasnya bisa diterima oleh kilang. Proyek ini ditargetkan akan selesai pada 2015.

Adapun pada proyek Kilang Tuban, pemerintah masih menjajaki perusahaan minyak dari Timur Tengah yang bisa menjamin pasokan untuk kilang tersebut. Saat ini, yang masih dalam proses penjajakan adalah Kuwait Petroleum dan Saudi Aramco.

Evita menegaskan, jika ketiga kilang itu bisa beroperasi Pertamina tidak perlu mengandalkan BBM impor lagi untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri. Kelak, ketiga kilang baru tersebut akan memiliki kapasitas total 800.000 bph, dengan rincian Bojanegara 300.000 bph, Kilang Tuban 300.000 bph, dan ekspansi Balongan mencapai 200.000 bph.

Saat ini, total kapasitas tujuh kilang minyak di dalam negeri sekitar 1,1 juta bph. Itu pun tidak semuanya bisa berproduksi secara maksimal. Walhasil, total produksi kilang yang sesungguhnya hanya sekitar 740.000 bph. Padahal, konsumsi BBM di dalam negeri mencapai 1,3 juta bph. Itu sebabnya, pemerintah terpaksa harus mengimpor BBM.  (Fitri Nur Arifenie, Amal Ihsan Hadian/Kontan)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kemenperin Bantah Kemendag soal Terbitkan 'Pertek' Lamban,: Paling Lama 5 Hari

Kemenperin Bantah Kemendag soal Terbitkan "Pertek" Lamban,: Paling Lama 5 Hari

Whats New
[POPULER MONEY] Cara Cek Formasi CPNS 2024 di SSCASN | Prabowo soal Anggaran Makan Siang Gratis

[POPULER MONEY] Cara Cek Formasi CPNS 2024 di SSCASN | Prabowo soal Anggaran Makan Siang Gratis

Whats New
Insiden Pesawat Haji Terbakar, Bos Garuda: 'Confirm' Disebabkan Internal 'Engine'

Insiden Pesawat Haji Terbakar, Bos Garuda: "Confirm" Disebabkan Internal "Engine"

Whats New
Cara Bayar Shopee lewat ATM BRI dan BRImo dengan Mudah

Cara Bayar Shopee lewat ATM BRI dan BRImo dengan Mudah

Spend Smart
Apa yang Dimaksud dengan Inflasi dan Deflasi?

Apa yang Dimaksud dengan Inflasi dan Deflasi?

Earn Smart
Gampang Cara Cek Mutasi Rekening lewat myBCA

Gampang Cara Cek Mutasi Rekening lewat myBCA

Spend Smart
Penurunan Yield Obligasi Tenor 10 Tahun Indonesia Berpotensi Tertahan

Penurunan Yield Obligasi Tenor 10 Tahun Indonesia Berpotensi Tertahan

Whats New
Gaji ke-13 untuk Pensiunan Cair Mulai 3 Juni 2024

Gaji ke-13 untuk Pensiunan Cair Mulai 3 Juni 2024

Whats New
Masuk ke Beberapa Indeks Saham Syariah, Elnusa Terus Tingkatkan Transparansi Kinerja

Masuk ke Beberapa Indeks Saham Syariah, Elnusa Terus Tingkatkan Transparansi Kinerja

Whats New
Pesawat Haji Boeing 747-400 Di-'grounded' Pasca-insiden Terbakar, Garuda Siapkan 2 Armada Pengganti

Pesawat Haji Boeing 747-400 Di-"grounded" Pasca-insiden Terbakar, Garuda Siapkan 2 Armada Pengganti

Whats New
ASDP Terus Tingkatkan Peran Perempuan pada Posisi Tertinggi Manajemen

ASDP Terus Tingkatkan Peran Perempuan pada Posisi Tertinggi Manajemen

Whats New
Jaga Loyalitas Pelanggan, Pemilik Bisnis Online Bisa Pakai Strategi IYU

Jaga Loyalitas Pelanggan, Pemilik Bisnis Online Bisa Pakai Strategi IYU

Whats New
Bulog Targetkan Serap Beras Petani 600.000 Ton hingga Akhir Mei 2024

Bulog Targetkan Serap Beras Petani 600.000 Ton hingga Akhir Mei 2024

Whats New
ShariaCoin Edukasi Keuangan Keluarga dengan Tabungan Emas Syariah

ShariaCoin Edukasi Keuangan Keluarga dengan Tabungan Emas Syariah

Whats New
Insiden Kebakaran Mesin Pesawat Haji Garuda, KNKT Temukan Ada Kebocoran Bahan Bakar

Insiden Kebakaran Mesin Pesawat Haji Garuda, KNKT Temukan Ada Kebocoran Bahan Bakar

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com