Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harus Bersabar hingga Minggu Ketiga Desember

Kompas.com - 10/11/2009, 04:50 WIB

Kerugian paling besar dialami pengusaha kecil dan menengah yang sebagian besar tidak memiliki generator. Potensi kerugian itu kian besar karena para pengusaha tidak dapat memenuhi target pesanan dari para pembeli dan itu berarti hilangnya peluang kontrak baru.

”Ada pengusaha aluminium yang mengalami kerugian besar karena listrik mati pada saat sedang melebur logam. Proses terhenti karena tidak ada aliran listrik dan kualitas aluminiumnya turun,” kata Rainer.

Proses produksi yang terhenti secara mendadak dan merugikan pengusaha, menurut Ketua Dewan Pertimbangan Kadin DKI Jakarta Dhaniswara, juga dialami sektor industri makanan dan minuman.

Di Jakarta Pusat, pemadaman listrik juga dirasakan oleh sejumlah pekerja. Ari, salah seorang karyawan biro travel di kawasan Roxy, mengatakan tidak bisa bekerja lantaran listrik padam pukul 07.00-13.30 kemarin.

”Pemesanan tiket, kan, menggunakan peralatan elektronik karena sistem online. Karena tidak ada listrik, peralatan tidak bisa dioperasikan sehingga pemesanan tiket tidak bisa dilayani. Kami dirugikan,” ujar Ari.

Harianto, pengusaha fotokopi di Cipete Utara, Jakarta Selatan, mengatakan, pemadaman listrik selama empat jam membuat dia tidak dapat bekerja. Padahal, pada jam-jam itu biasanya banyak pelanggan datang. Selama periode waktu itu ia bisa meraih penghasilan kotor sampai Rp 200.000.

Sementara itu, Ade, pengusaha industri kecil mebel di Klender, Jakarta Timur, mengatakan, para pekerjanya tak dapat bekerja optimal karena alat-alat elektroniknya tidak dapat digunakan. Pemadaman listrik yang terjadi berkali-kali sejak beberapa hari lalu membuatnya tidak dapat memenuhi pesanan pelanggan yang harus selesai pertengahan minggu ini.

PHK karyawan

Di Sulawesi Utara, pemadaman listrik secara bergilir bahkan sudah terjadi sejak tiga bulan terakhir. Volume pasokan listrik untuk sektor industri perikanan tidak mencukupi sehingga aktivitas produksi tidak maksimal.

Kegiatan produksi ikan di Bitung, misalnya, merosot hingga 50 persen. Ody Worang, pengusaha perikanan di Bitung, mengaku, pada saat pasokan listrik normal, pabriknya bisa mengolah ikan 20 ton per hari. Namun, sejak pemadaman bergilir diberlakukan, pabriknya hanya mampu mengolah separuhnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com