Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menkeu: Judgement Century Sesuai Realita

Kompas.com - 25/11/2009, 02:25 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Keuangan sekaligus mantan ketua Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK), Sri Mulyani Indrawati, mengatakan penggunaan penilaian (judgement) dalam penentuan sistemik telah dilakukan dengan akal sehat.

"Penetapan dampak sistemik Bank Century telah menggunakan berbagai informasi, analisa dan metodologi yang bersifat kualitatif maupun kuantitatif. Penilaian (judgement) pun dilakukan dengan mempertimbangkan data dan informasi yang tersedia secara memadai," ujarnya dalam jumpa pers di gedung Departemen Keuangan Jakarta, Selasa.

Ia sebagai Menteri Keuangan pun menghargai independensi dan kompetensi Bank Indonesia (BI) dalam memberikan data, fakta serta informasi mengenai keadaan perbankan secara komprehensif.

"Data, fakta, informasi dan analisa BI tentang keadaan Century per 31 Oktober 2008 yang diterima KSSK pada 20 November 2008 telah cukup menggambarkan kondisi Bank Century yang telah ditetapkan sebagai bank gagal,"ujarnya.

Rapat KSSK pada waktu itu juga mempertimbangkan data yang bersifat makro mengenai perkembangan kondisi dan situasi keuangan dunia serta indikator ekonomi nasional yang juga dijadikan dasar penentuan dampak sistemik.

"Kondisi keuangan global pada waktu itu sangat rentan dan apabila Bank Century ditutup, maka berdasarkan data, fakta, informasi, analisa serta metodologi dapat menimbulkan ’contagion effect’ dengan adanya upaya penarikan besar-besaran (rush) terhadap 23 bank setara atau lebih kecil dari Bank Century," ujarnya.

Ia menambahkan kondisi pasar modal dunia pada waktu itu juga mengalami gejolak tajam, pasar SUN mengalami tekanan hebat, "Credit Default Swap" (CDS) mengalami peningkatan tajam serta Rupiah terdepresiasi 30,9 persen. Kondisi inilah yang membuat penilaian (judgment) yang diambil memiliki pertimbangan yang kuat.

"Pasar modal mengalami koreksi tajam dengan penurunan IHSG dari 2830 per Januari 2008 menjadi 1155 pada November 2008, kenaikan yield SUN juga tajam menajdi 17,1 persen dari sebelumnya 10 persen, CDS meningkat sekitar 250 bps menjadi di atas 980 bps dan rupiah sempat mencapai Rp12.100 dengan volatilitas tinggi," ujarnya.

Sri sendiri mengatakan bahwa tanggapan ini bersifat sementara dan pemerintah akan mempelajari lebih seksama hasil investigatif yang dilakukan oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK)

"Kami juga mendukung sepenuhnya DPR dalam menjalankan Hak Angket agar dapat menjawab semua pertanyaan dan mendudukkan perkara di tempat yang benar serta memperjelas hasil audit BPK dan akuntabilitas pengambilan keputusan yang telah dilakukan," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pesan Luhut ke Prabowo: Jangan Bawa Orang-orang 'Toxic' ke Dalam Pemerintah Anda

Pesan Luhut ke Prabowo: Jangan Bawa Orang-orang "Toxic" ke Dalam Pemerintah Anda

Whats New
Barang Bawaan Pribadi dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi, Ini Pesan Bea Cukai ke Jastiper

Barang Bawaan Pribadi dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi, Ini Pesan Bea Cukai ke Jastiper

Whats New
Bangun Pemahaman Kripto di Tanah Air, Aspakrindo dan ABI Gelar Bulan Literasi Kripto 2024

Bangun Pemahaman Kripto di Tanah Air, Aspakrindo dan ABI Gelar Bulan Literasi Kripto 2024

Rilis
Terbitkan Permentan Nomor 1 Tahun 2024, Mentan Pastikan Pupuk Subsidi Tepat Sasaran

Terbitkan Permentan Nomor 1 Tahun 2024, Mentan Pastikan Pupuk Subsidi Tepat Sasaran

Whats New
Resmi Kuasai 100 Persen Saham Bank Commonwealth, OCBC NISP Targetkan Proses Merger Selesai Tahun Ini

Resmi Kuasai 100 Persen Saham Bank Commonwealth, OCBC NISP Targetkan Proses Merger Selesai Tahun Ini

Whats New
Sucor Sekuritas Ajak Masyarakat Belajar Investasi lewat Kompetisi 'Trading'

Sucor Sekuritas Ajak Masyarakat Belajar Investasi lewat Kompetisi "Trading"

Earn Smart
Kunker di Jateng, Plt Sekjen Kementan Dukung Optimalisasi Lahan Tadah Hujan lewat Pompanisasi

Kunker di Jateng, Plt Sekjen Kementan Dukung Optimalisasi Lahan Tadah Hujan lewat Pompanisasi

Whats New
Sudah Masuk Musim Panen Raya, Impor Beras Tetap Jalan?

Sudah Masuk Musim Panen Raya, Impor Beras Tetap Jalan?

Whats New
Bank Sentral Eropa Bakal Pangkas Suku Bunga, Apa Pertimbangannya?

Bank Sentral Eropa Bakal Pangkas Suku Bunga, Apa Pertimbangannya?

Whats New
Pasokan Gas Alami 'Natural Decline', Ini Strategi PGN Jaga Distribusi

Pasokan Gas Alami "Natural Decline", Ini Strategi PGN Jaga Distribusi

Whats New
BTN Pastikan Dana Nasabah Tidak Hilang

BTN Pastikan Dana Nasabah Tidak Hilang

Whats New
Kartu Prakerja Gelombang 67 Resmi Dibuka, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Kartu Prakerja Gelombang 67 Resmi Dibuka, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Work Smart
Peringati Hari Buruh, SP PLN Soroti soal Keselamatan Kerja hingga Transisi Energi

Peringati Hari Buruh, SP PLN Soroti soal Keselamatan Kerja hingga Transisi Energi

Whats New
Cara Pasang Listrik Baru melalui PLN Mobile

Cara Pasang Listrik Baru melalui PLN Mobile

Work Smart
Bicara soal Pengganti Pertalite, Luhut Sebut Sedang Hitung Subsidi untuk BBM Bioetanol

Bicara soal Pengganti Pertalite, Luhut Sebut Sedang Hitung Subsidi untuk BBM Bioetanol

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com