JAKARTA, KOMPAS.com — Perkembangan bisnis perbankan syariah bukan cuma terkendala regulasi, proses perizinan, ataupun permodalan. Ada yang lebih serius dari itu: keterbatasan jumlah bankir syariah.
Deputi Direktur Perbankan Syariah Bank Indonesia Mulya Effendi Siregar mengingatkan, keterbatasan bankir ini ikut menjadi alasan penundaan rencana operasi sejumlah bank umum syariah.
Bagi bank syariah yang sudah beroperasi, sedikitnya jumlah bankir syariah memicu aksi bajak-membajak antarbank syariah. Dalam beberapa bulan terakhir ini saja, sejumlah bankir tercatat melompat ke bank syariah lain yang baru meluncur ataupun yang beroperasi.
Menurut Mulya, aksi bajak-membajak ini wajar dialami oleh industri yang tengah bertumbuh. "Menurut data, kebutuhan SDM syariah mencapai 22.000 orang. Namun, sejauh ini yang ada baru 14.000 orang," ujar dia.
Seorang bankir syariah yang minta dirahasiakan namanya menuturkan, keterbatasan SDM di perbankan syariah lebih khusus terjadi di level direksi. "Saya pindah karena ingin mengambil peluang yang lebih menarik. Ibaratnya, baju lama sudah sempit, baju baru lebih pas," kata dia. Bankir senior ini pindah ke bank syariah yang baru meluncur beberapa waktu lalu.
Bankir lain yang bakal ganti bendera adalah Ismi Kushartanto. Sayang, mantan petinggi Unit Usaha Syariah BNI ini tidak mau menyebutkan ke bank syariah mana ia bakal berlabuh. Ia hanya bilang sudah mengikuti fit and proper test BI, dua bulan lalu.
Mengenai besaran gaji di tempat baru dan alasan pindah, ia pun enggan menyebutkan. Otoritas perbankan mengaku sudah berupaya agar masalah SDM ini tidak terus-menerus menjadi momok. Namun, sejauh ini upaya tersebut belum menampakkan hasil. (Ruisa Khoiriyah/Kontan)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.