Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sekarang Saatnya Membenahi Sektor Riil

Kompas.com - 14/12/2009, 06:12 WIB

Risiko politik

Indonesia masih berpotensi untuk menyerap lebih banyak modal asing yang diperkirakan tahun depan mencapai 2.400 miliar dollar AS akan berkeliaran mencari tempat yang teduh, terutama ke emerging markets. Sepanjang risiko politik tak memburuk dan implementasi agenda pembenahan mendasar yang mendesak dilakukan tidak terhadang, tahun 2010 adalah momentum sangat baik untuk menuju jalur percepatan pertumbuhan ekonomi.

Sudah barang tentu kita tidak boleh sekadar mengandalkan pada modal jangka pendek. Kita berharap gairah modal jangka pendek merupakan respons awal dari perbaikan indikator-indikator makroekonomi yang sudah berlangsung dalam enam bulan terakhir.

Lebih jauh, kita berharap lebih banyak masuk modal jangka panjang atau penanaman modal asing langsung. Tanda-tanda bahwa kita semakin menarik bagi investasi jangka panjang sudah terlihat. Mereka semakin melirik kita karena potensi pasar domestik yang cukup besar. Untuk mewujudkannya, pengintegrasian perekonomian domestik secepatnya merupakan syarat perlu atau necessary condition.

Tanpa langkah-langkah sigap, kita hanya bisa meraih peluang di pinggiran, hanya akan dapat ”kerak”. Pemulihan ekonomi dunia yang lebih cepat dari perkiraan—sebagaimana tecermin dari proyeksi pertumbuhan ekonomi dunia yang meningkat tajam dari -1,1 persen tahun 2009 menjadi 3,1 persen tahun 2010—hanya akan sebatas meningkatkan permintaan dunia terhadap produk-produk primer kita ala kadarnya karena income elasticity of demand atas komoditas primer relatif rendah.

Sementara itu, pola konsumsi kita kian mengarah pada produk-produk manufaktur impor. Jika kecenderungan demikian terus berlangsung, kita akan mengalami kemunduran relatif, mengingat terms of trade kita akan cenderung memburuk. Kita dipaksa untuk mengeksploitasikan kekayaan alam lebih intensif dan ekstensif untuk memenuhi pola konsumsi yang terus berkembang.

Kemampuan kita bertahan dari krisis global mengindikasikan pula sisi suram dari perekonomian, yakni ketidakmampuan kita untuk berlari lebih kencang tatkala pemulihan ekonomi dunia sudah berlangsung. Tatkala negara-negara tetangga melesat dengan pertumbuhan 7 persen sampai 9 persen, kita hanya beringsut dari 4 persen ke 4,2 persen.

Jika kita berketetapan hati untuk menjadi bagian dari dinamika perekonomian global—dengan konsekuensi positif dan negatifnya—pembenahan sektor riil menjadi syarat cukup (sufficient condition). Revitalisasi industri menjadi prioritas utama, agar terjadi pendalaman struktur dan peningkatan nilai tambah dengan peningkatan kandungan teknologi.

Para pengganggu, baik pelaku usaha maupun pengambil keputusan di dalam pemerintahan, yang menjadi parasit bagi perekonomian harus dienyahkan. Reformasi sejauh ini tampaknya masih belum cukup signifikan menyentuh para pemburu rente, bahkan cenderung kian menggerecoki. Saatnya menarik garis pemisah tegas: siapa kawan, siapa lawan!

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com