Anggito Tak Tahu Kenaikan Gaji Presiden

JAKARTA, KOMPAS.com — Kepala Badan Kebijakan Fiskal Departemen Keuangan mengaku tidak tahu-menahu tentang kenaikan gaji Presiden dan pejabat tinggi negara yang dikabarkan mencapai 20 persen.

"Untuk pejabat? Saya tidak tahu, Pak," ucap Anggito lirih saat rapat dengar pendapat dengan Komisi XI DPR, Jakarta, Senin (1/2/2010). Anggito menjawab pertanyaan anggota Komisi XI DPR dari Fraksi PDI-P, Maruarar Sirait. Saat itu, Maruarar menegaskan soal kebenaran kenaikan gaji tersebut.

"Anda sebagai Kepala BKF masa tidak tahu soal ini? apalagi nanti akan diangkat menjadi wakil menteri keuangan? Tolong Pak Anggito jawab yang jelas dan agak keras karena suaranya tidak terdengar," tutur Maruarar.

Menjawab hal ini, Anggito mengaku hanya mengetahui akan adanya kenaikan gaji pokok sesuai dengan APBN 2010 bahwa kenaikan gaji bagi PNS dan TNI sebesar 5 persen saja. "Ada, Pak. Sebesar 5 persen untuk gaji pokok PNS dan TNI," ucap Anggito.

Maruarar atau yang akrab disapa Ara ini meminta kepada Departemen Keuangan melalui Anggito agar kenaikan gaji diberikan sesuai prestasi yang telah dicapai. Dia mencontohkan, kenaikan gaji setidaknya diberikan kepada Direktorat Jenderal Bea Cukai karena berhasil meraih target penerimaan selama 4 tahun berturut-turut. "Seperti pejabat di bea cukai yang targetnya tercapai 100 persen kemarin penerimaannya," tutur Ara.

Wakil Komisi XI DPR Melchias Marcus Mekeng kemudian berseloroh dan meminta agar anggota DPR juga diberikan kenaikan gaji sesuai dengan prestasinya. "Kalau begitu, anggota DPR juga diberikan kenaikan gaji sesuai prestasi. Seperti Pak Maruarar itu kan berprestasi," tandasnya.