Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Boni: SBY Takut dengan Bayangannya Sendiri

Kompas.com - 03/02/2010, 16:51 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Pengamat politik dari Universitas Indonesia (UI), Boni Hargens, menilai Presiden Susilo Bambang Yudhoyono saat ini sedang marah besar terkait aksi yang dilakukan oleh elemen massa pada 28 Januari lalu. Dalam diskusi di DPR, Rabu (3/2/2010), Bony menganggap, kemarahan Presiden SBY itu ia ibaratkan lantaran terbelenggu di ruang kaca terkait pernyataan Presiden yang terusik dengan kerbau yang dibawa oleh peserta aksi saat itu.

"Presiden marah. Ini tanda apa sebetulnya, saya selalu yakin Presiden lagi terjebak di ruang kaca. Dia terjebak depan, belakang, samping, kiri-kanan, dia melihat bayangannya sendiri. Jadi, sebenarnya Presiden takut dengan bayangannya sendiri," kata Boni.

"Kenapa saya mengatakan ini, pada (aksi) 28 Januari, dibilang akan ada gerakan berdarah-darah. Tanggal 9 Desember 2009, juga dibilang begitu. Tapi, tidak terbukti. Kenapa mesti Presiden off-side? Beberapa kali, dia terjebak off-side?" Boni mempertanyakan.

Ia kemudian meyakini, saat ini Presiden SBY sudah mulai kehilangan arah. Bony kemudian menyebut, Presiden mengalami disorientasi sehingga dikesankan Presiden sedang terjebak di ruang kaca.

Gerakan massa yang terjadi, lanjut Boni, tak lain adalah menyikapi terungkapnya, sekaligus melakukan pengawasan atas kinerja Pansus Angket Kasus Bank Century DPR dalam membuka tabir skandal bail out Rp 6,7 triliun.

"Masalah ini merupakan begitu banyak masalah di pemerintahan 100 hari SBY. Kita sebetulnya mendesak Pak SBY untuk lebih tegas dan lebih punya komitmen mendukung pemberantasan, penyelesaian kasus Century ini," tegasnya.

Sebelumnya, saat menggelar jumpa pers terkait hasil sidang Parliamentary Union of OIC Member States (PUIC) di Kampala, Uganda, pada 24-31 Januari lalu, Hidayat Nur Wahid, salah satu anggota Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP), kepada  wartawan sempat mengungkapkan, secara informal perwakilan anggota PUIC ada yang bertanya terkait dinamika yang sedang terjadi di Indonesia.

"Informal tanya sini, tanya situ, kita jelaskan bahwa Indonesia adalah negara yang berdemokrasi, negara hukum. Yang sedang berlaku di Indonesia adalah dinamika demokrasi, penegakan hukum, tentu saja harus ada etika yang dihormati. Hukum harus ditegakkan. Dan adanya Pansus, hak angket (Century), tentunya demokrasi yang berbasiskan hukum dan konstitusi yang sedang berjalan," kata Hidayat.

Ketua DPR Marzuki Ali yang terpilih sebagai President of The PUIC juga mengomentari aksi demo membawa kerbau yang dibawa oleh elemen massa pada 28 Januari lalu. Mantan Sekjen DPP Partai Demokrat ini kemudian mengingatkan, Indonesia adalah negara yang memegang teguh adat ketimuran.

"Harusnya (demo) tampil dengan cara-cara yang elegan, yang santun. Yang penting apa yang ingin kita sampaikan, sampai," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com