Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

80 Persen Mainan Produk China Disinyalir Beracun

Kompas.com - 13/03/2010, 12:47 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com-- Sekira 80 persen produk China yang beredar di pasar Indonesia menggunakan bahan baku cat yang berbahaya dan tidak ramah lingkungan. Mainan asal China ini disinyalir mengandung racun. Demikian disampaikan Ketua Asosiasi Pegiat Mainan Edukatif dan Tradisional Indonesia (APMETI) Dhanang Sasongko, kepada Kompas.com, Jakarta, Sabtu ( 13/3/2010 ).

 

Hal itu terungkap berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh APMETI terhadap produk-produk mainan China tahun 2007 . "Berdasarkan penelitian kita, 3 dari 4 mainan China itu mengandung racun. Sekitar 80 persennya mengandung timbal dan itu tidak layak konsumsi bagi anak-anak," ungkapnya.

 

Pascaperdagangan bebas Asean-China (ACFTA) produk mainan China memang semakin membanjiri pasar mainan Indonesia. Tak hanya itu, harganya pun juga semakin miring dibandingkan sebelumnya. Jika gempuran produk-produk China itu semakin tak terbendung, tidak menutup kemungkinan banyak industri mainan yang gulung tikar. Bahkan, saat ini sekira 30 hingga 40 persen perajin mainan anak memilih untuk banting stir dan beralih profesi menjadi penjual mainan China.

 

"Mereka sudah tidak mampu produksi karena sudah kalau. Biaya produksinya jauh lebih mahal dibandingkan produk China. Jadi mereka memilih menjadi penjual mainan China," tutur Dhanang.

 

Sebenarnya, papar Dhanang, kondisi ini telah terjadi sejak krisis moneter 1997-1998 lalu. Saat itu, produk lokal terhempas produk China yang semakin merajai pasar. Setelah ACFTA diberlakukan, kondisi ini semakin parah."Saat moneter dulu kan pembeli mencari yang murah, jadi yang dari China lebih laku," cetusnya.

 

Karenanya berbagai upaya perlu ditempuh untuk menyelamatkan industri mainan anak dalam negeri. Salah satunya ialah pemerintah perlu segera menerapkan Standar Nasional Indonesia (SNI) wajib untuk mainan. Dengan pemberlakuan SNI ini, otomatis pasar mainan anak-anak dalam negeri akan terlindungi dari produk-produk nonstandar yang menggunakan bahan baku berbahaya. "Karenanya kami mendesak pemerintah untuk memberlakukan hal ini. Jadi kan produk China yang kurang memenuhi standar itu akan dibatasi," tandasnya. (ANI)

 

Sender ani

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bank DKI Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1 hingga 30 Juni 2024, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Bank DKI Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1 hingga 30 Juni 2024, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Whats New
Kemendag Rilis Daftar 11 Komoditas dengan Perubahan Lartas, Apa Saja?

Kemendag Rilis Daftar 11 Komoditas dengan Perubahan Lartas, Apa Saja?

Whats New
Wafatnya Presiden Iran Diyakini Tak Berdampak Signifikan ke Perekonomian Global

Wafatnya Presiden Iran Diyakini Tak Berdampak Signifikan ke Perekonomian Global

Whats New
Anomali Harga Emas yang Terus-terusan Cetak Rekor Tertinggi

Anomali Harga Emas yang Terus-terusan Cetak Rekor Tertinggi

Whats New
Menhub Curhat Kurangnya Komitmen Pemda Bangun Transportasi Massal

Menhub Curhat Kurangnya Komitmen Pemda Bangun Transportasi Massal

Whats New
Demi Jaga Integritas Perkebunan, Kementan Adakan Sosialisasi SPI

Demi Jaga Integritas Perkebunan, Kementan Adakan Sosialisasi SPI

Whats New
Kementerian BUMN Beberkan Penyebab Terjadinya Indikasi Korupsi di Biofarma

Kementerian BUMN Beberkan Penyebab Terjadinya Indikasi Korupsi di Biofarma

Whats New
Jadwal Operasional BCA Selama Libur 'Long Weekend' Waisak 2024

Jadwal Operasional BCA Selama Libur "Long Weekend" Waisak 2024

Whats New
14 Etika E-mail Profesional yang Perlu Diketahui

14 Etika E-mail Profesional yang Perlu Diketahui

Work Smart
Ini Penyebab Indofarma Mandek Bayar Gaji Karyawan

Ini Penyebab Indofarma Mandek Bayar Gaji Karyawan

Whats New
Singapura Promosikan Diri Jadi Tuan Rumah Konferensi dan Pameran

Singapura Promosikan Diri Jadi Tuan Rumah Konferensi dan Pameran

Whats New
Bank DKI Buka Lowongan Kerja hingga 31 Mei 2024, Simak Kualifikasinya

Bank DKI Buka Lowongan Kerja hingga 31 Mei 2024, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Belanda Mau Investasi Energi Terbarukan di RI Senilai Rp 10,16 Triliun

Belanda Mau Investasi Energi Terbarukan di RI Senilai Rp 10,16 Triliun

Whats New
Mau Bangun KRL Surabaya-Sidoarjo, Menhub Gandeng Bank Pembangunan Jerman

Mau Bangun KRL Surabaya-Sidoarjo, Menhub Gandeng Bank Pembangunan Jerman

Whats New
Gandeng TKDN, Pupuk Kaltim Tingkatkan Keamanan dan Keselamatan Armada

Gandeng TKDN, Pupuk Kaltim Tingkatkan Keamanan dan Keselamatan Armada

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com