Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menkeu: Kita Terlalu Sensitif Soal Utang

Kompas.com - 09/04/2010, 15:43 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati berpendapat, di negara ini kata utang dan defisit kadang terlalu sensitif untuk diucapkan.

"Di sini (Indonesia) kita terlalu sensitif untuk bicara soal utang (terutama utang luar negeri) dan defisit (APBN)," kata Sri Mulyani dalam konferensi pers mengenai RAPBN-P 2010 di Gedung Kementerian Keuangan Jakarta, Jumat (9/4/2010).

Pernyataan tersebut dikemukakan Sri Mulyani terkait defisit dalam Rencana Anggaran Pendapatan Belanja Negara Perubahan (RAPBN-P) 2010 yang diajukan pemerintah ke Badan Anggaran (Banggar DPR) yang nilainya naik.

Dari Rp 98 triliun (APBN 2010) menjadi Rp 129,8 triliun (RAPBN-P 2010) atau dari 1,6 persen menjadi 2,1 persen (selisih 0,5 persen). Untuk menutupi defisit tersebut, menurut Sri Mulyani, dengan pembiayaan dari dalam dan luar negeri. Dari dalam negeri berupa pembiayaan dari perbankan dan nonperbankan.

Sementara untuk pembiayaan luar negeri melalui utang penarikan pinjaman luar negeri (bruto), penerusan pinjaman, dan pembayaran cicilan pokok utang luar negeri. "Meski utang secara nominal tetap naik, tetapi karena GDP dan penerimaan negara tinggi maka komposisi utang kita relatif membaik," kata dia.

Dalam penjelasannya, Sri Mulyani mengatakan, peningkatan defisit RAPBN Perubahan 2010 adalah untuk mengantisipasi perubahan indikator makroekonomi, mempercepat pelaksanaan program prioritas pembangunan nasional jangka pendek, dan jangka menengah serta untuk menjaga stabilitas harga serta menjaga rasio utang terhadap PDB.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com