Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

SM: Semua untuk Kebaikan Indonesia

Kompas.com - 08/05/2010, 07:07 WIB

Tak bisa menghindar

Pada sisi sebaliknya, pengamat politik J Kristiadi menilai Presiden tak dapat menghindari tekanan politik dalam menentukan menteri keuangan baru. ”Sekarang pun Presiden cenderung ditekan oleh kekuatan politik dan kondisi politik yang transaksional,” tuturnya.

Kristiadi juga mempertanyakan mengapa Sri Mulyani sebagai seorang menteri yang berani dan berkomitmen dalam mereformasi birokrasi pada akhirnya harus meninggalkan jabatan menteri keuangan itu. ”Mengapa Sri Mulyani cenderung dibiarkan untuk menghadapi masalahnya sendiri,” katanya.

Padahal, terkait kebijakan Sri Mulyani dalam menyetujui pemberian dana talangan kepada Bank Century, ujar Kristiadi, Presiden pernah mengungkapkan bahwa ia bertanggung jawab. Kebijakan itu juga dinilai tepat sebab ada krisis ekonomi global saat itu.

Oleh karena itu, menurut Kristiadi, tekanan politik akan sangat kencang terhadap Presiden dalam menentukan jabatan menteri keuangan baru.

Teten menambahkan, Presiden perlu memiliki keberanian untuk memilih menteri keuangan baru tanpa intervensi dan tekanan politik. Menteri keuangan yang dipilih sebaiknya dari kalangan profesional dan memiliki visi pembangunan yang berorientasi kepada rakyat banyak. Selain itu, menteri keuangan baru juga perlu memiliki integritas, seperti dari kalangan akademisi.

Dalam diskusi di Jakarta, walau menilai mundurnya Sri Mulyani sebagai kebijakan yang setengah hati, Hendrawan Supratikno dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan menilai langkah itu menguntungkan secara pencitraan, baik bagi Sri Mulyani, Presiden Yudhoyono, maupun Bank Dunia.

Sri Mulyani diuntungkan karena namanya terangkat dan memperoleh banyak simpati akibat dicitrakan sebagai orang yang dizalimi. Presiden Yudhoyono diuntungkan dengan berkurangnya hiruk-pikuk kasus Bank Century dengan kepergian Sri Mulyani. ”Kepergian Sri Mulyani juga baik untuk koalisi mengingat keberadaannya selama ini di kabinet jadi semacam sekat,” katanya.

Di Semarang, Jawa Tengah, Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie membantah bahwa Partai Golkar turut campur dalam penunjukan Sri Mulyani di Bank Dunia itu.

Untuk Indonesia
Secara terpisah, di Semarang, Jumat, Sri Mulyani menyatakan, ia tak akan pernah meninggalkan Indonesia. ”Saya akan kembali ke Indonesia sebab ini tempat tinggal saya,” katanya pada acara peresmian pembangunan Gedung Wilayah Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Jateng dan Daerah Istimewa Yogyakarta.

Kalau ia akan berkarya di luar negeri selama periode tertentu, kata Sri Mulyani, seperti dilaporkan Antara, semua itu tetap dilakukan untuk kebaikan Indonesia.

Ia mengatakan, jabatan barunya itu juga merupakan bentuk perjuangan secara pribadi untuk membangun Indonesia. ”Semoga apa yang saya lakukan ini menjadi hal terbaik bagi Indonesia karena saya yakin Tuhan yang menentukan semua rencana manusia,” katanya. (AIK/NTA/DEN/OIN/DAY/DWA/FER/NWO)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com