Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Melemah, Rupiah Dekati 9.100

Kompas.com - 30/06/2010, 10:23 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Kurs rupiah terhadap dollar AS di pasar spot antarbank Jakarta, Rabu (30/6/2010) pagi turun mendekati angka Rp 9.100 per dollar, setelah beberapa hari lalu melemah, akibat merosotnya perdagangan saham di Amerika Serikat dan Eropa.      "Perdagangan saham di Amerika Serikat dan Eropa yang cenderung melemah memberikan dampak negatif kepada pasar uang, khususnya rupiah yang merosot hingga mendekati angka Rp 9.100 per dollar AS," kata Analis Valas PT Bank Himpunan Saudara Tbk, Rully Nova di Jakarta, Rabu.      Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS melemah 30 poin mencapai Rp 9.080-Rp 9.090 per dollar AS dibanding penutupan hari sebelumnya Rp 9.050-Rp 9.060 per dollar AS.      Rully Nova mengatakan, tekanan pasar terhadap rupiah saat ini makin besar, karena pelaku khawatir dengan pertumbuhan ekonomi global yang tak menentu. "Kami memperkirakan rupiah akan kembali tertekan hingga mencapai Rp 9.100 per dollar AS, karena sentimen negatif pasar cenderung menguat," ucapnya.      Kondisi pasar yang negatif, lanjut dia kemungkinan masih dapat menekan rupiah menguat hingga mencapai angka Rp 9.100 per dollar AS. "Apalagi Bank Indoensia (BI) tidak menyetujui pergerakan rupiah berada di level Rp 9.000 per dollar, kalau bisa rupiah berada di atas Rp 9.100 per dollar," ujarnya.

Menurut dia, BI khawatir apabila rupiah di bawah Rp 9.000 per dollar, maka kemungkinan mata uang Indonesia itu akan terus menguat, karena pasarnya cenderung positif. "Apalagi investor asing berniat akan terus berinvestasi baru di pasar domestik, karena khawasan Asia diduga menjadi tumpuan perdagangan global, sementara Indonesia masih tetap merupakan pasar potensial," tambahnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Whats New
Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Whats New
[POPULER MONEY] Sri Mulyani 'Ramal' Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

[POPULER MONEY] Sri Mulyani "Ramal" Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

Whats New
Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Spend Smart
Perlunya Mitigasi Saat Rupiah 'Undervalued'

Perlunya Mitigasi Saat Rupiah "Undervalued"

Whats New
Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Whats New
Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Whats New
Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Whats New
Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Work Smart
Cara Transfer BNI ke BRI lewat ATM dan Mobile Banking

Cara Transfer BNI ke BRI lewat ATM dan Mobile Banking

Spend Smart
Suku Bunga Acuan Naik, Apa Dampaknya ke Industri Multifinance?

Suku Bunga Acuan Naik, Apa Dampaknya ke Industri Multifinance?

Whats New
Aturan Impor Produk Elektronik Dinilai Bisa Perkuat Industri Dalam Negeri

Aturan Impor Produk Elektronik Dinilai Bisa Perkuat Industri Dalam Negeri

Whats New
Cara Beli Pulsa melalui myBCA

Cara Beli Pulsa melalui myBCA

Spend Smart
Lima Emiten yang Akan Bayar Dividen Pekan Depan

Lima Emiten yang Akan Bayar Dividen Pekan Depan

Whats New
Pemerintah Dinilai Perlu Buat Formula Baru Kenaikan Tarif Cukai Rokok

Pemerintah Dinilai Perlu Buat Formula Baru Kenaikan Tarif Cukai Rokok

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com