Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Emas Berpeluang Makin Murah

Kompas.com - 19/07/2010, 09:20 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Harga emas masih berpeluang jatuh pada awal pekan ini. Musim penyampaian laporan keuangan (earning seasons) diprediksi masih mengangkat pasar saham sehingga investor kurang melirik investasi di komoditas emas.

Sepekan kemarin, harga emas sudah jatuh 1,7 persen dari posisi 1.209,8 dollar AS per troy ounce, Jumat (9/7/2010) menjadi 1.188,2 dollar AS per troy ounce pada Jumat (16/7/2010).

Berbeda dengan pergerakan harga emas di dalam negeri, harga emas batangan di Divisi Logam Mulia PT Antam Tbk dalam sepekan kemarin naik tipis 0,56 persen dari Rp 355.000 per gram menjadi Rp 357.000 per gram.

Analis Indosukses Futures, Herry Setyawan, mengatakan, pasar masih melanjutkan apresiasi terhadap rilis laporan keuangan emiten AS. Sentimen musim laporan keuangan ini dimanfaatkan pasar untuk mendapatkan keuntungan jangka pendek dan peluang menikmati dividen.

"Sekarang sentimen paling kuat di pasar global, yaitu masuk ke aset berisiko, sehingga sentimen lain apa pun yang muncul seakan tidak dipedulikan pasar," kata Herry, Minggu (18/7/2010).

Analis Askap Futures, Ibrahim, melihat, koreksi harga emas disebabkan adanya sentimen positif di Eropa setelah China mempertahankan investasinya di benua para jagoan sepak bola itu. Hal ini menyebabkan investor sementara meninggalkan emas sebagai aset lindung nilai, dan euro cenderung menguat hingga sempat menyentuh 1,3008 dollar AS per euro, akhir pekan lalu.

Barclays, seperti dikutip Bloomberg, Jumat (16/7/2010), memperkirakan, harga emas akan bergerak rata-rata di 1.195 dollar AS per troy ounce dalam tahun ini. Bandingkan dengan estimasi pada Juni lalu, yaitu 1.166 dollar AS per troy ounce.

Pergerakan emas pekan ini, kata Herry, tak akan terlepas dari pergerakan pasar saham. Salah satu faktor utama yang mungkin menggerakkan hal itu adalah rilis laporan keuangan emiten sektor teknologi yang akan keluar pekan ini.

Dalam jangka pendek, dia memprediksi bahwa harga emas akan bergerak di 1.160 dollar AS-1.230 dollar AS per troy ounce. Ia memperkirakan harga emas akan terkoreksi dulu ke 1.160 dollar AS per troy ounce sebelum menguat kembali (rebound).

"Karena emas masih berpeluang jatuh dalam jangka pendek, sebaiknya investor tahan dulu, dan masuk saat menyentuh level 1.160 dollar AS per troy ounce," saran Herry.

Ibrahim mengamini bahwa koreksi memang mungkin terjadi pada awal pekan ini. Secara teknikal, harga emas akan terlebih dulu menyentuh 1.180 dollar AS sebelum bergerak naik menuju 1.217 dollar AS per troy ounce pada pekan ini juga.

Pekan ini pun, papar Ibrahim, peluang rebound emas terbuka karena AS akan merilis data manufaktur dan perumahan AS. Pasar memperkirakan, data tersebut akan melemah karena data inflasi di level konsumen pada bulan Juni kembali turun 0,1 persen. Penurunan terjadi setelah bulan sebelumnya turun 0,2 persen. Selain itu, indeks sentimen konsumen juga merosot dari 76,0 menjadi 66,5 untuk Juli.

Sementara itu, Ibrahim menilai rilis laporan keuangan hanya mampu menopang pasar saham dalam waktu singkat. Selain itu, harga minyak bumi sudah terlihat bergerak turun. "Sehingga pasar saham juga akan kembali jatuh," ujar Ibrahim.

Ia menjelaskan, jika harga minyak bumi turun, maka pasar saham diasumsikan juga bakal bergerak melemah. "Tapi, karena Senin (hari ini) pasar di Jepang libur, limit penurunan di bursa Asia akan tertahan," imbuh Ibrahim. (Dupla Kartini/Kontan)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

The Fed Tahan Suku Bunga, Mayoritas Saham-saham di Wall Street Melemah

The Fed Tahan Suku Bunga, Mayoritas Saham-saham di Wall Street Melemah

Whats New
IHSG Diperkirakan Melemah Hari Ini, Simak Anlisis dan Rekomendasi Sahamnya

IHSG Diperkirakan Melemah Hari Ini, Simak Anlisis dan Rekomendasi Sahamnya

Whats New
5 Cara Tarik Tunai DANA di Alfamart, IndoMaret, dan ATM

5 Cara Tarik Tunai DANA di Alfamart, IndoMaret, dan ATM

Spend Smart
Hari Buruh dan Refleksi Ketimpangan Gender

Hari Buruh dan Refleksi Ketimpangan Gender

Whats New
Punya Aset Rp 224,66 Triliun, LPS Siap Jamin Klaim Simpanan Bank Tutup

Punya Aset Rp 224,66 Triliun, LPS Siap Jamin Klaim Simpanan Bank Tutup

Whats New
Tak Lagi Khawatir Lupa Bawa Uang Tunai Berbelanja di Kawasan Wisata Samosir

Tak Lagi Khawatir Lupa Bawa Uang Tunai Berbelanja di Kawasan Wisata Samosir

Whats New
Info Limit Tarik Tunai BCA Sesuai Jenis Kartu ATM Lengkap

Info Limit Tarik Tunai BCA Sesuai Jenis Kartu ATM Lengkap

Spend Smart
3 Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu BCA, Penting saat Lupa Bawa di ATM

3 Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu BCA, Penting saat Lupa Bawa di ATM

Earn Smart
[POPULER MONEY] Serikat Pekerja Tuntut Naik Upah, Menaker Balik Tuntut Kenaikan Kompetensi | Luhut Janji Microsoft Tak Akan Menyesal Investasi Rp 27,6 Triliun di Indonesia

[POPULER MONEY] Serikat Pekerja Tuntut Naik Upah, Menaker Balik Tuntut Kenaikan Kompetensi | Luhut Janji Microsoft Tak Akan Menyesal Investasi Rp 27,6 Triliun di Indonesia

Whats New
Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Spend Smart
Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Whats New
Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Whats New
Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Whats New
Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi 'Feeder' bagi Malaysia dan Singapura

Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi "Feeder" bagi Malaysia dan Singapura

Whats New
Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com