Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Peredaran Uang, Wapres Minta BI Cermat

Kompas.com - 20/07/2010, 19:51 WIB

BANDUNG, KOMPAS.com - Wakil Presiden Boediono menyatakan, masalah pengadaan mata uang dan peredarannya, saat ini menjadi sorotan di masyarakat. Oleh sebab itu, Bank Indonesia (BI) diminta melaksanakan dan mengelolanya dengan cermat, penuh amanah dan hasil yang optimal.

Hal itu diingatkan Wapres Boediono saat meresmikan pengeluaran pecahan uang logam Rp 1.000,- tahun emisi 2010 dan pecahan uang kertas Rp. 10.000,- tahun emisi 2005 di Bale Pasundan, Kantor Bank Indonesia di Bandung, Jawa Barat, Selasa (20/7/2010).

Dalam acara itu hadir, Pejabat Sementara Gubernur BI Darmin Nasution dan jajaran Dewan Gubernur Indonesia serta dua gubernur yang ikon daerahnya digunakan sebagai replika uang logam dan uang kertas, yaitu Gubernur Jawa Barat Achmad Heryawan dan Gubernur Provinsi di Sumatera Selatan Alex Nurdin. Replika itu adalah angklung dengan latar belakang Gedung Sate serta Sultan Mahmud Badaruddin II dan Rumah Limas asal Palembang, Sumsel.

"Masalah pengadaan mata uang dan peredarannya, saya kira ini jadi sorotan dari masyarakat. Karen itu, saya minta BI melaksanakannya dan mengelolanya dengan cermat, dengan penuh amanah dan hasil yang optimal bagi kita semua," tandas Wapres Boediono.

Wapres tidak merujuk kepada satu kasus tertentu terkait dalam pengadaan dan peredaran uang BI. Namun, dalam catatan, pengadaan uang plastik BI di Australia pernah menimbulkan masalah seperti pengadaan mata uang pecahan Rp 100.000 beberapa waktu lalu.

Akan Selalu Diperbaiki

Sementara, Deputi Gubernur BI Budi Rohadi menyatakan BI, pengadaan dan peredaran uang di BI menempati komponen nomor dua dalam pembiayaan yang terbesar setelah pembayaran gaji untuk manajemen BI.

Oleh sebab itu, BI selalu melakukan sejumlah langkah pengamanan. "Mulai dari pengamanan logistik agar lebih efisien sampai pemeriksaan rutin dari Direktorat Audit Internal BI. Namun, jika hal itu dianggap belum cukup BI akan menggunakan ISO untuk kualitas internal uang BI," jelas Budi.

Menurut Wapres Boediono, mengedarkan uang adalah salah tugas penting dan sulit untuk geografi Indonesia yang luas. "Namun, sebenarnya yg lebih sulit lagi adalah menjaga nilai dari mata uang yang diedarkan itu," tambahnya.

Budi Rohadi menyebutkan uang logam Rp 1.000,- baru akan diedarkan sebanyak 719 juta keping atau senilai Rp 719 miliar. Namun, yang dicetak tahun ini baru Rp 300 miliar atau 40 persennya. Sedangkan uang kertas Rp 10.000,- baru dan sebagian uang kertas lama yang akan diedarkan mencapai 820 miliar atau senilai Rp 8,2 triliun.

Saat ini baru dicetak 120 miliar. Adapun uang kertas lama Rp 10.000 lama saat ini tinggal Rp 6,9 triliun atau 2,6 persen dari total uang yang beredar di masyarakat. Uang yang beredar sekarang Rp 126,37 triliun hingga proyeksi Agustus mendatang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

    Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

    Spend Smart
    Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

    Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

    Whats New
    Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

    Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

    Whats New
    Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

    Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

    Whats New
    Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi 'Feeder' bagi Malaysia dan Singapura

    Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi "Feeder" bagi Malaysia dan Singapura

    Whats New
    Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

    Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

    Whats New
    Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

    Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

    Whats New
    Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

    Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

    Whats New
    Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

    Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

    Whats New
    Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada  Kuartal I 2024

    Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada Kuartal I 2024

    Whats New
    Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 5 Mei 2024, Simak Persyaratannya

    Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 5 Mei 2024, Simak Persyaratannya

    Work Smart
    Wujudkan Visi Indonesia Emas 2045, Kemenko Perekonomian Berupaya Percepat Keanggotaan RI dalam OECD

    Wujudkan Visi Indonesia Emas 2045, Kemenko Perekonomian Berupaya Percepat Keanggotaan RI dalam OECD

    Whats New
    Indonesia dan Arab Saudi Sepakat Menambah Rute Penerbangan Baru

    Indonesia dan Arab Saudi Sepakat Menambah Rute Penerbangan Baru

    Whats New
    BJBR Bukukan Laba Rp 453 Miliar pada Kuartal I 2024

    BJBR Bukukan Laba Rp 453 Miliar pada Kuartal I 2024

    Whats New
    Microsoft Investasi Rp 27,6 Triliun di RI, Luhut: Tidak Akan Menyesal

    Microsoft Investasi Rp 27,6 Triliun di RI, Luhut: Tidak Akan Menyesal

    Whats New
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com