Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lagi, Lampung Datangkan Beras

Kompas.com - 24/09/2010, 03:55 WIB

Bandar Lampung, Kompas - Badan Urusan Logistik Divisi Regional Lampung terpaksa kembali mendatangkan beras dari Sulawesi Selatan sebanyak 5.500 ton. Bulog Lampung kesulitan menyerap beras lokal akibat minimnya panen pada musim gaduh ini.

Kepala Humas Bulog Divre Lampung Edi Hanif, Kamis (23/9), mengatakan, akhir pekan ini rencana tersebut direalisasikan. ”Beras hasil kiriman dari Sulsel ini untuk menambah kekurangan stok beras kami. Kondisi stok saat ini tak cukup aman untuk penyaluran 11.000 ton beras (raskin) per bulan,” kata Edi. Menjelang Lebaran lalu, Bulog Lampung mendatangkan 3.000 ton beras asal Sulsel.

Menurut dia, akibat kondisi cuaca yang tidak menentu, panen di sejumlah daerah masih minim. ”Musim panen gaduh saat ini, stok beras di petani masih sangat minim. Tidak seperti musim panen raya. Kami pun jadi kesulitan membeli beras dari petani,” ungkap Edi.

Menurut dia, harga jual gabah kualitas sedang di pasaran saat ini rata-rata Rp 6.000. ”Sementara HPP (harga pokok pembelian) kami hanya Rp 5.060. Selisih sangat besar, petani lebih pilih jual ke pasar,” ujar Edi.

Posisi Lampung yang berada di daerah perlintasan lalu lintas barang juga ikut menyulitkan upaya penyerapan beras dari Bulog. ”Truk-truk pengangkut komoditas yang melewati Lampung ke Jakarta saat pulangnya mesti mampir mengangkut beras dari tempat panen di Lampung. Hitung-hitung angkutan kosong dan menutup biaya bensin,” ujarnya.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Lampung, stok beras di Lampung sebetulnya masih sangat memenuhi kebutuhan lokal. Tahun ini diperkirakan Lampung surplus 700.000 ton beras.

Namun, tahun ini, Bulog Lampung sudah tiga kali mendatangkan beras dari dua provinsi berbeda. Awal 2010, Bulog mendatangkan 10.000 ton beras dari Jawa Tengah. Namun, beras ini kualitasnya buruk dan tidak layak dikonsumsi.

Kualitas lebih baik

Kebijakan ini sempat menimbulkan polemik dan kecaman dari Pemerintah Provinsi dan DPRD Lampung. Ibnushiyam Mawardi, Kepala Bulog saat itu, kemudian dicopot dari jabatannya dan menjadi tersangka dalam penyidikan oleh Kepolisian Daerah Lampung.

Berkaca dari kasus yang lalu, Edi mengatakan, kualitas beras kiriman kali ini berbeda. ”Kualitasnya jauh lebih bagus dari beras Jateng yang sempat ribut dulu,” ujarnya.

Ketua Komisi II DPRD Lampung Junaidi Auly mengatakan, pada prinsipnya pihaknya menyetujui rencana mendatangkan beras dari luar Lampung asal beras itu dipastikan layak konsumsi bagi masyarakat. ”Jangan seperti beras asal Jateng yang kualitasnya kurang memuaskan,” ujarnya. (jon)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Spend Smart
Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Whats New
Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Whats New
Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Whats New
Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi 'Feeder' bagi Malaysia dan Singapura

Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi "Feeder" bagi Malaysia dan Singapura

Whats New
Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Whats New
Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Whats New
Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Whats New
Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Whats New
Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada  Kuartal I 2024

Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada Kuartal I 2024

Whats New
Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 5 Mei 2024, Simak Persyaratannya

Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 5 Mei 2024, Simak Persyaratannya

Work Smart
Wujudkan Visi Indonesia Emas 2045, Kemenko Perekonomian Berupaya Percepat Keanggotaan RI dalam OECD

Wujudkan Visi Indonesia Emas 2045, Kemenko Perekonomian Berupaya Percepat Keanggotaan RI dalam OECD

Whats New
Indonesia dan Arab Saudi Sepakat Menambah Rute Penerbangan Baru

Indonesia dan Arab Saudi Sepakat Menambah Rute Penerbangan Baru

Whats New
BJBR Bukukan Laba Rp 453 Miliar pada Kuartal I 2024

BJBR Bukukan Laba Rp 453 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Microsoft Investasi Rp 27,6 Triliun di RI, Luhut: Tidak Akan Menyesal

Microsoft Investasi Rp 27,6 Triliun di RI, Luhut: Tidak Akan Menyesal

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com