Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terapkan "Domestic Connectivity"

Kompas.com - 28/09/2010, 11:36 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah kini tengah serius mengembangkan konsep konektivitas domestik untuk mempercepat perumbuhan ekonomi sekaligus menurunkan disparitas antar wilayah yang tinggi. Kunci penting dalam perekonomian terkoneksi tersebut adalah pengembangan sektor perhubungan dan infrastruktur.

Demikian disampaikan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas, Armida Alisjahbana, dalam Seminar Akademik Pembangunan Ekonomi Indonesia Tahun 2010, di Hotel Nikko, Jakarta. "Daya percepat pembangunan hanya akan terjadi apabila konsep domestic connectivity ini diterapkan segara. Caranya, perekonomian di kota besar harus dimasukkan ke dalam wilayah. Dari kota-kota besar seperti Surabaya, Jakarta, Makassar ini seharusnya bisa menghubungkan wilayah di sekitarnya juga," ujar Kepala Bappenas.

Armida menjelaskan ada dua strategi konektivitas domestik yang tengah dijalankan pemerintah yakni intraconnectivity dan interconnectivity. Bentuk intraconnectivity adalah dengan mengintegrasikan satu wilayah, misalnya di daerah pulau Jawa saja. "Sementara interconnectivity ini seberang pulau misalnya Makassar ini bisa menghubungkan kegiatan ekonomi di Maluku dan Papua juga, tidak hanya di Makassar," ungkapnya di hadapan peserta diskusi.

Konsep lainnya yakni dengan mengembangkan fishbone approach dan in spot approach. Fishbone approach, lanjut Armida, dilakukan untuk menghubungkan perekonomian Jawa dan Sumatera dengan adanya jalur lintas Sumatera dan lintas selatan Jawa. "Sedangkan in spot khusus untuk daerah-daerah yang sulit dijangkau dengan jalur darat seperti Papua yang kondisi geografisnya sulit sehingga lebih difokuskan pada perkembangan jalur laut dan udara," ucap Armida.

Konektivitas ini, akan menimbukan manfaaat dari sisi produksi dan akhirnya berimplikasi pada pengurangan disparitas dan berujung pada pengentasan kemiskinan. "Kalau sampai pasar bebas ekonomi Indonesia belum terintegasri, masih pecah-pecah per wilayah, maka bisa dipastikan kita akan dengan mudahnya tersedot. Yang riskan seperti wilayah perbatasan Sumatera yang mungkin tersedot ke semananjung Malaka dan Kalimantan yang ke Malaysia," ujarnya.

Oleh karena itu, untuk mewujudkan konektivitas domestik ini, lanjut Armida, kuncinya terletak pada tiga hal yakni Sistem Logistik Nasional (Sisloknas), Sistem Transportasi Nasional (Sistranas), dan pengembangan ekonomi regional. "Maka rencana pembangunan jembatan selat Sunda menjadi penting. Dan juga revitalisasi revitalisasi transportasi kereta apai, di Jawa, Sumatera, Kalimantan untuk arus sumber daya manusia dan barang," tandas Armida.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Spend Smart
Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Whats New
Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Whats New
Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Whats New
Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi 'Feeder' bagi Malaysia dan Singapura

Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi "Feeder" bagi Malaysia dan Singapura

Whats New
Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Whats New
Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Whats New
Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Whats New
Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Whats New
Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada  Kuartal I 2024

Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada Kuartal I 2024

Whats New
Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 5 Mei 2024, Simak Persyaratannya

Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 5 Mei 2024, Simak Persyaratannya

Work Smart
Wujudkan Visi Indonesia Emas 2045, Kemenko Perekonomian Berupaya Percepat Keanggotaan RI dalam OECD

Wujudkan Visi Indonesia Emas 2045, Kemenko Perekonomian Berupaya Percepat Keanggotaan RI dalam OECD

Whats New
Indonesia dan Arab Saudi Sepakat Menambah Rute Penerbangan Baru

Indonesia dan Arab Saudi Sepakat Menambah Rute Penerbangan Baru

Whats New
BJBR Bukukan Laba Rp 453 Miliar pada Kuartal I 2024

BJBR Bukukan Laba Rp 453 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Microsoft Investasi Rp 27,6 Triliun di RI, Luhut: Tidak Akan Menyesal

Microsoft Investasi Rp 27,6 Triliun di RI, Luhut: Tidak Akan Menyesal

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com