JAKARTA, KOMPAS.com- Gara-gara pembatalan pesawat Garuda, Profesor Dedi Rohendi (75) dari Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN PT), batal mengakreditasi sebuah universitas.
"Saya enggak jadi ke Aceh. Pesawatnya harusnya berangkat kemarin (Minggu, 21/11/2010) pukul 11.40 WIB, tahunya batal berangkat," jelas Profesor Dedi yang ditemui di Hotel Borobudur, Jakarta, Senin (22/10/2010).
Yang membuat guru besar Universitas Padjajaran ini kesal adalah pemberitahuan dari pihak Garuda sangat lamban. "Saya batal berangkat dari pagi, diberitahu untuk tinggal di hotel baru pukul 20.00 WIB. Itu lama sekali, banyak penumpang terkatung-katung seperti saya" ujarnya.
Rencananya, menurut Profesor Dedi, ia yang juga dosen Fakultas Ilmu Sosial Unpad Bandung itu, harus mengakreditasi sebuah universitas untuk Program Studi Administrasi Negara di Aceh, Senin ini. "Sekarang saya masih menghubungi orang di Aceh, apakah bisa diundur seminggu lagi akreditasinya," ungkapnya.
"Kalau bisa diundur seminggu lagi, saya lebih baik pulang ke Bandung. Tapi, kalau akreditasi tetap berjalan, saya tunggu kepastian keberangkatan sampai besok," katanya.
Mengenai kekesalannya karena batal berangkat ke Aceh yang mengakibatkan jadwalnya berantakan, Profesor Dedi mengaku tidak mau memprotes dengan keras. "Ya jangan ditanya kesalnya saya mbak. Tapi, saya sudah aki-aki, saya tunggu saja kepastian berangkat. Malas saya kalau teriak-teriak malah buang-buang energi," ujarnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.