Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Demokrat Usulkan Gaji Presiden Naik

Kompas.com - 26/01/2011, 04:04 WIB

Jakarta, Kompas - Setelah Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyatakan gajinya tidak naik dalam tujuh tahun terakhir, Wakil Ketua Komisi XI Dewan Perwakilan Rakyat dari Fraksi Partai Demokrat Achsanul Qosasi mengakui, gaji Presiden Republik Indonesia sudah sepantasnya dinaikkan.

Menurut Achsanul, di antara pejabat negara, gaji Presiden harusnya yang tertinggi. Akan tetapi, gaji Presiden kini kalah dibandingkan gaji sejumlah direktur utama badan usaha milik negara. Padahal, direktur utama itu diangkat pemerintah.

Masih banyaknya rakyat miskin di Indonesia dan adanya kepala negara yang gajinya di bawah Presiden Yudhoyono, papar Achsanul, tak bisa dijadikan alasan untuk tak menaikkan gaji Presiden. Gaji Presiden seharusnya disusun dengan sejumlah indeks, seperti dibandingkan dengan pendapatan per kapita rakyat.

Berdasarkan catatan di Bagian Anggaran Kementerian Keuangan, gaji pokok Presiden Rp 30,24 juta dan tunjangan Rp 32,5 juta. Total pendapatan sekitar Rp 62,7 juta per bulan. Namun, Presiden masih memiliki dana taktis sebesar Rp 2 miliar per bulan.

Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum meyakini, Presiden Yudhoyono terlalu sibuk untuk merespons wacana pengumpulan koin untuk Presiden. Terlalu banyak urusan yang harus diperhatikan Presiden. Apalagi, gerakan pengumpulan koin itu bukan kritik dalam demokrasi, melainkan lebih sebagai sinisme dan kenyinyiran politik.

Ketua Departemen Pemberantasan Korupsi dan Mafia Hukum Dewan Pimpinan Pusat Partai Demokrat Didi Irawadi Syamsuddin pun menyatakan, Presiden Yudhoyono tak pernah mengeluhkan gajinya. Mereka yang membicarakan gaji Presiden karena tak paham konteks pidato Presiden.

Megawati: gaji saya cukup

Secara terpisah, Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) Megawati Soekarnoputri prihatin dengan kecenderungan pemimpin yang pragmatis, lebih memikirkan materi dibandingkan memikirkan kesejahteraan rakyat. Sikap pragmatis itu dikhawatirkan bisa menghancurkan bangsa.

”Sekarang ini di mana-mana yang dicari uang. Bagaimana mau sejahterakan rakyat jika pemimpin mikirnya selalu uang?” kata Megawati di Kantor PDI-P, Jakarta, Selasa.

Menurut Megawati, saat menjadi presiden, ia merasa gajinya cukup. ”Gaji saya cukup. Buat apa ngeluh? Saya tak pernah ngeluh. Lalu, buat apa mau maju menjadi presiden kalau ngeluh,” katanya.

Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD menilai, pernyataan Presiden terkait gajinya yang tujuh tahun tak naik bukanlah keluhan. (NWO/WHY/ANA/tra)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com