Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Uji Coba untuk Pendataan Angkutan Umum

Kompas.com - 23/02/2011, 21:42 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Pemerintah mulai menerapkan uji coba pengaturan bahan bakar minyak atau BBM bagi angkutan umum trayek Senen-Kampung Melayu (M01), Rabu (23/2/2011) di Jakarta. Namun, uji coba itu hanya dijalankan dengan identifikasi melalui pemasangan stiker pada angkutan tanpa ada penjatahan volume BBM bersubsidi bagi kendaraan umum tersebut.

Menurut Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Evita H Legowo, uji coba itu merupakan bagian dari persiapan pemerintah untuk mengatur BBM bersubsidi sesuai amanat APBN menuju subsidi tepat sasaran dan tepat volume pada April nanti. Uji coba lebih difokuskan pada identifikasi angkutan umum trayek Senen-Kampung Melayu.

Dalam uji coba masih belum ada pembatasan BBM bersubsidi. "Hari ini mencoba pendataan, identifikasi dengan pemasangan stiker kepada angkutan umum yang akan mendapat BBM bersubsidi. Pengaturan dengan pendataan yang benar karena ada angkutan bodong," kata Evita.

"Instansi terkait juga akan memantau berapa kebutuhan riil premium per hari. Dicoba 40 liter, cukup apa tidak, sebab kebutuhan BBM bersubsidi tidak semua sama, tergantung trayeknya. Selanjutnya kami akan mengevaluasi bersama semua pihak setelah uji coba ini berjalan dua minggu," sambung Evita.

Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Udar Pristono menyatakan, pengaturan BBM bersubsidi ini sangat baik, tepat sasaran, serta meningkatkan kualitas dan ketepatan waktu. Dengan adanya pengaturan itu, angkutan umum akan terdeteksi dengan baik sehingga angkutan bodong akan berkurang.

Dalam stiker ada kode batang (barcode), kode-kode angkanya, yang akan terdeteksi kalau nantinya alat pemindai sudah terpasang di stasiun-stasiun pengisian bahan bakar umum atau SPBU. "Jadi, kendaraan umum nantinya hanya bisa mengisi premium sesuai kuota harian. Sosialisasi sudah sejak seminggu lalu," kata dia.

Direktur Jenderal Hubungan Darat Kementerian Perhubungan Suroyo Alimoeso menjelaskan, dalam uji coba itu, pemerintah mengambil sampel trayek angkutan berbasis premium dan kemudian divisualkan secara langsung, lalu menghitung pemakaian premium untuk angkutan itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com