Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gempa Jepang Berimbas ke Industri Asuransi

Kompas.com - 14/03/2011, 10:51 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Gempa dan gelombang tsunami yang melanda Jepang diperkirakan bakal mengguncang lini bisnis asuransi di Indonesia. Pasalnya, tidak sedikit perusahaan asuransi dalam negeri yang mengantongi premi lewat aktivitas usaha ekspor-impor dari negeri matahari tersebut.

Dampaknya antara lain akan menimpa PT Asuransi Ekspor Indonesia (ASEI). Senior Manager Asuransi ASEI Galung Priyo Santoso memastikan, bencana alam yang menimpa Jepang sedikit-banyak akan mempengaruhi lini bisnis asuransi ekspor. "Hanya, kami belum tahu persisnya besaran kerugian yang ditimbulkan," ujar dia kepada KONTAN, Minggu (13/3/2011).

Tahun lalu, ASEI meraih premi sekitar Rp 550 miliar. Perolehan premi Asuransi ASEI tahun lalu naik 80 persen dari posisi tahun sebelumnya sebesar Rp 307 miliar.

Dari total perolehan premi itu, sebanyak Rp 71,5 miliar atau 13 persen dari total nilai premi yang diperoleh perusahaan asuransi pelat merah ini, berasal dari portofolio produk asuransi ekspor. Pendapatan premi perusahaan ini masih dominan ditopang bisnis asuransi umum sebanyak 60 persen, asuransi kredit 20 persen, asuransi ekspor 13 persen, dan suretyship sebesar 7 persen.

Perusahaan reasuransi yang menanggung klaim dari gempa dan gelombang tsunami di Jepang juga akan terkena dampak. Tingkat kemampuan pembayaran klaim dari perusahaan reasuransi tersebut tentunya akan tergerus oleh bencana yang terjadi di Jepang.

PT Asuransi Harta Aman Pratama (AHAP) juga tengah ketar-ketir atas kemungkinan klaim dari bencana yang terjadi di Jepang. Apalagi, tidak kurang dari tiga produk asuransi AHAP berkaitan dengan aktivitas usaha di Jepang, yakni pengangkutan kapal (marine cargo), asuransi perjalanan, dan asuransi Tenaga Kerja Indonesia (TKI).

Sekretaris Perusahaan AHAP Sutjianta menuturkan, 5 persen dari total bisnis perusahaannya bergerak di bidang asuransi pengangkutan kapal. Dari lini bisnis tersebut, Jepang tercatat sebagai salah satu negara tujuan ekspor-impor terbesar. "Nah, mengingat kerusakan dermaga di Jepang, kami khawatir akan menghambat kapal yang keluar-masuk," imbuh Sutjiana.

Asuransi TKI

AHAP juga akan menghadapi klaim dari perusahaan pengerah TKI. Sekitar 10 persen dari total bisnis perusahaan ini datang dari penjaminan risiko kerugian yang dialami TKI. Beruntung, asuransi TKI merupakan konsorsium atau gabungan dari sejumlah perusahaan asuransi. Ini berarti, klaim ditanggung bersama.

Tidak hanya itu, kekhawatiran lain juga datang dari produk asuransi perjalanan dalam menutup risiko perjalanan pelancong. Memang sih, angkanya tidak banyak, hanya 3% dari total bisnis perusahaan tersebut. "Namun, tetap saja bakal mempengaruhi usaha asuransi perjalanan," kata Sutjianta.

Tahun lalu, AHAP membukukan pendapatan premi sebesar Rp 150 miliar. Premi asuransi kendaraan bermotor tercatat menyumbang sebanyak 40 persen, disusul asuransi kecelakaan diri 13 persen, asuransi properti/kebakaran 14 persen, asuransi TKI 10 persen, dan asuransi pengangkutan kapal 5 persen. (Christine Novita Nababan/Kontan)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    The Fed Tahan Suku Bunga, Mayoritas Saham-saham di Wall Street Melemah

    The Fed Tahan Suku Bunga, Mayoritas Saham-saham di Wall Street Melemah

    Whats New
    IHSG Diperkirakan Melemah Hari Ini, Simak Anlisis dan Rekomendasi Sahamnya

    IHSG Diperkirakan Melemah Hari Ini, Simak Anlisis dan Rekomendasi Sahamnya

    Whats New
    5 Cara Tarik Tunai DANA di Alfamart, IndoMaret, dan ATM

    5 Cara Tarik Tunai DANA di Alfamart, IndoMaret, dan ATM

    Spend Smart
    Hari Buruh dan Refleksi Ketimpangan Gender

    Hari Buruh dan Refleksi Ketimpangan Gender

    Whats New
    Punya Aset Rp 224,66 Triliun, LPS Siap Jamin Klaim Simpanan Bank Tutup

    Punya Aset Rp 224,66 Triliun, LPS Siap Jamin Klaim Simpanan Bank Tutup

    Whats New
    Tak Lagi Khawatir Lupa Bawa Uang Tunai Berbelanja di Kawasan Wisata Samosir

    Tak Lagi Khawatir Lupa Bawa Uang Tunai Berbelanja di Kawasan Wisata Samosir

    Whats New
    Info Limit Tarik Tunai BCA Sesuai Jenis Kartu ATM Lengkap

    Info Limit Tarik Tunai BCA Sesuai Jenis Kartu ATM Lengkap

    Spend Smart
    3 Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu BCA, Penting saat Lupa Bawa di ATM

    3 Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu BCA, Penting saat Lupa Bawa di ATM

    Earn Smart
    [POPULER MONEY] Serikat Pekerja Tuntut Naik Upah, Menaker Balik Tuntut Kenaikan Kompetensi | Luhut Janji Microsoft Tak Akan Menyesal Investasi Rp 27,6 Triliun di Indonesia

    [POPULER MONEY] Serikat Pekerja Tuntut Naik Upah, Menaker Balik Tuntut Kenaikan Kompetensi | Luhut Janji Microsoft Tak Akan Menyesal Investasi Rp 27,6 Triliun di Indonesia

    Whats New
    Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

    Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

    Spend Smart
    Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

    Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

    Whats New
    Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

    Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

    Whats New
    Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

    Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

    Whats New
    Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi 'Feeder' bagi Malaysia dan Singapura

    Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi "Feeder" bagi Malaysia dan Singapura

    Whats New
    Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

    Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

    Whats New
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com