Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dari Sumbar Diterima, dari Pacitan Ditolak

Kompas.com - 17/03/2011, 03:54 WIB

Padang, Kompas - Ikan tuna dari Sumatera Barat, mulai Rabu (16/3), kembali diekspor ke Tokyo, Jepang menyusul terhentinya pengiriman pada Minggu (13/3) atau dua hari setelah gempa dan tsunami melanda Jepang. Namun, berbagai komoditas hasil laut dari Pacitan, Jawa Timur, tetap ditolak Jepang karena produk dinilai di bawah standar mutu.

Supervisor PT Bahana Marine di Padang, Andy Syahputra, Rabu (16/3), mengatakan, saat ini pengiriman ikan tuna ke Tokyo kembali dilakukan setelah sebelumnya hanya bisa dikirim dengan tujuan Osaka. Pada Selasa (15/3) malam dilakukan bongkar muatan ikan tuna nelayan sebanyak 340 ekor di Pelabuhan Perikanan Samudera Bungus, Kota Padang, tujuan Tokyo melalui Jakarta lewat jalur udara.

Minggu lalu, sebanyak 450 ikan tuna tidak jadi diturunkan di Kota Padang, tetapi langsung dibawa ke Jakarta untuk dipasarkan di dalam negeri. ”Saat ini tuna bisa kembali dikirim ke Tokyo sekalipun belum begitu normal,” kata Andy.

Andy memperkirakan, saat ini aktivitas ekspor tuna ke Jepang pulih sekitar 75 persen sejak tsunami terjadi. Diakui, ekspor tuna ke Jepang turun hingga 50 persen karena pengiriman hanya bisa dilakukan ke Osaka.

Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Sumbar Yosmeri pada hari yang sama mengatakan, dampak nyata terhadap harga baru bisa diketahui Kamis (17/3) ini.

Di Kabupaten Pacitan, Jatim, harga jual ikan dikhawatirkan makin merosot menyusul penolakan Jepang atas hasil laut Pacitan karena dinilai di bawah standar.

Kepala Bidang Bina Usaha dan Penyuluhan Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Pacitan Yunus Hariadi mengatakan, sebelum musibah di Jepang, nilai jual produk perikanan Pacitan sudah merosot akibat kualitas di bawah standar sehingga gagal ekspor.

Produk laut Pacitan antara lain tuna, cakalang, lobster, dan ikan layur. Tahun 2010 lalu, ekspor tuna dari Pacitan 1.589 ton dari total hasil tangkapan tuna 4.500 ton, ikan cakalang 1.352 ton, serta lobster laut 7 ton. (INK/NIK)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com