Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kabur dari Tokyo, Carter Jet Pribadi

Kompas.com - 17/03/2011, 08:31 WIB

Metrojet, perusahaan penerbangan bisnis berbasis di Hongkong, menyatakan sudah ada permintaan. Mereka menyiagakan 28 pesawat, termasuk dua Gulfstream G200, yang masing-masing berkapasitas 10 orang dengan tarif 5.900 dollar AS per jam, sudah termasuk tarif bandara dan biaya lainnya.

Mereka yang mengungsi itu umumnya pekerja dan eksekutif bank, atau perusahaan multinasional asal Hongkong, Taiwan, Korea Selatan, dan paling jauh adalah Australia dan Amerika Serikat. Gempa, tsunami, dan terakhir adalah ancaman paparan radiasi nuklir telah mendorong banyak warga asing meninggalkan Jepang.

Krisis nuklir telah membuat penduduk Jepang panik, dan terutama lagi warga asing. Kondisi ini telah menyebabkan suasana sejumlah kota sepi, termasuk Tokyo. Penerbangan ke Tokyo telah dikurangi setelah 14 negara, termasuk Indonesia, menerapkan peringatan untuk tak melakukan perjalanan (travel ban dan travel advisory) ke Tokyo dan Jepang umumnya.

Staf dan eksekutif BNP Paribas, Standard Chartered, dan Morgan Stanley termasuk di antara sejumlah bank asing yang telah meninggalkan Jepang, Rabu. Sehari sebelumnya Asosiasi Bankir Internasional (IBA) di Tokyo, mewakili 16 bank investasi besar, menyatakan belum ada satu pun dari mereka yang tutup atau meminta pemerintahnya mengevakuasi mereka dari Tokyo.

IFR, salah satu lembaga publikasi Thomson Reuters, telah berbicara dengan 14 bankir sindikasi obligasi dan ekuitas Citigroup, JP Morgan, Deutsche Bank, Morgan Stanley, Bank of America-Merrill Lynch, dan BNP Paribas untuk mengungsi ke Hongkong, Seoul, dan Singapura dalam minggu ini. Hal itu merupakan akibat dari memburuknya dampak ledakan pada reaktor nuklir PLTN Fukushima Daiichi sekitar sepekan ini.

Beberapa bankir membandingkan situasi ini dengan saat wabah sindrom pernapasan akut parah (SARS) pada tahun 2003. SARS muncul di China selatan pada tahun 2002, menyapu Provinsi Guangdong dan Hongkong, sebelum menyebar luas tahun 2003. Sekitar 8.000 orang terinfeksi dan 800 orang tewas, yang mendorong gelombang profesional asing meninggalkan Hongkong.

Beberapa negara telah membatalkan atau menunda penerbangan ke Tokyo. Ada juga yang tetap terbang, tetapi menghindari rute Tokyo dan Fukushima.

Air China membatalkan beberapa penerbangan ke Tokyo dari Beijing dan Shanghai, terutama karena kurangnya kapasitas operasional di beberapa bandara (www.airchina.com.cn). China Eastern Airlines menghentikan penerbangan dari Shanghai ke Fukushima.

Penerbangan dari China ke kota-kota lain di Jepang masih berlaku. Akan ada penerbangan ekstra dari Tokyo, Kamis, untuk melayani warga China yang akan pulang menghindari paparan radiasi nuklir.

Ada negara yang tetap menerbangkan pesawat ke Jepang, tetapi tidak ke Tokyo dan Fukushima dan kota yang terpapar radiasi nuklir. Lufthansa Jerman mengalihkan penerbangan rute Tokyo ke Osaka dan Nagoya.

Krisis nuklir Jepang telah meningkatkan kekhawatiran internasional. Taiwan dan Singapura, misalnya, mendeteksi makanan impor dari Jepang.

Kepercayaan publik Jepang terhadap kemampuan pemerintahan Perdana Menteri Naoto Kan menangani krisis nuklir mulai dikritik warganya. ”Pemerintah ini tidak berguna,” kata Masako Kitajima, warga Tokyo. (AFP/AP/REUTER/CAL)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com