Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga Minyak Naik ke Posisi Tertinggi

Kompas.com - 24/03/2011, 08:08 WIB

NEW YORK, KOMPAS.com — Harga minyak naik untuk ketiga hari berturut-turut pada Rabu (23/3/2011) waktu setempat, di tengah lebih banyak tanda-tanda permintaan meningkat dan berlanjutnya gejolak di negara eksportir minyak mentah Libya dan Yaman.

West Texas Intermediate atau minyak mentah jenis light sweet untuk pengiriman April naik 78 sen dari Selasa menjadi 105,75 dollar AS per barrel  di New York, merupakan penutupan tertinggi dalam dua tahun terakhir.

Di London, kontrak utama minyak mentah Brent North Sea bertambah 15 sen menjadi 115,55 dollar AS.

Data persediaan yang dirilis Rabu menunjukkan bahwa pertumbuhan konsumsi AS mantap meskipun harga naik.

Departemen Energi mengatakan bahwa persediaan minyak mentah naik 2,1 juta barrel minggu lalu, tapi stok bensin menyusut 5,3 juta barrel. "Kejutan besar berada di sisi produk, masih menunjukkan bahwa ada permintaan baik untuk bensin. Konsumen AS bersedia membayar harga tinggi," kata Jason Schenker dari Prestige Economics.

Tetapi pasar juga memiliki pertimbangan mereka atas konflik di seluruh dunia Arab dan bencana Jepang. "Masalah-masalah tentang Libya dan Yaman telah mendorong harga minyak mentah naik,meskipun Yaman adalah eksportir kecil dan Libya lebih signifikan," kata John Vautrain dari konsultan energi Purvin and Gertz.

"Situasi ini mungkin akan berlangsung untuk sementara waktu," kata Vautrain.

Sementara itu, kelompok energi AS ConocoPhillips, Rabu, mengatakan, permintaan gas alam cair akan meningkat setelah bencana gempa Jepang melumpuhkan PLTN Fukushima Daiichi. "Pemerintah dunia mulai mempertimbangkan kembali beberapa rencana pendirian PLTN mereka," kata kepala strategi Conoco, Al Hirshberg.

"Saya perkirakan itu (gasa alam cair) akan bergerak naik karena Jepang menggunakan lebih banyak LNG untuk menggantikan pembangkit listrik (nuklir)," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

    Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

    Spend Smart
    Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

    Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

    Work Smart
    Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

    Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

    Whats New
    SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

    SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

    Whats New
    Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

    Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

    Whats New
    Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

    Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

    Whats New
    [POPULER MONEY] Sri Mulyani 'Ramal' Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

    [POPULER MONEY] Sri Mulyani "Ramal" Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

    Whats New
    Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

    Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

    Spend Smart
    Perlunya Mitigasi Saat Rupiah 'Undervalued'

    Perlunya Mitigasi Saat Rupiah "Undervalued"

    Whats New
    Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

    Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

    Whats New
    Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

    Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

    Whats New
    Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

    Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

    Whats New
    Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

    Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

    Work Smart
    Cara Transfer BNI ke BRI lewat ATM dan Mobile Banking

    Cara Transfer BNI ke BRI lewat ATM dan Mobile Banking

    Spend Smart
    Suku Bunga Acuan Naik, Apa Dampaknya ke Industri Multifinance?

    Suku Bunga Acuan Naik, Apa Dampaknya ke Industri Multifinance?

    Whats New
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com